TARAKAN, Fokusborneo.com – Keharuan dan rasa syukur pecah di Gedung Rektorat Lantai 4 Universitas Borneo Tarakan (UBT), Senin (27/10/25).
Sebanyak 143 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) termasuk 23 dosen dan 120 tenaga kependidikan resmi dilantik Rektor UBT, Prof. Dr. Yahya Ahmad Zein.
Bagi banyak dari mereka, pelantikan ini bukan sekadar seremoni kenaikan status, melainkan penantian panjang yang berbuah manis.
Salah satunya adalah Immanuel Wahyu Satriawan, Staf Bagian Umum dan Perlengkapan, yang matanya tampak berkaca-kaca. Ia telah mengabdi sebagai non-ASN di UBT sejak tahun 2015.
”Bahagia sih, kan penantian lumayan panjang kami. Setelah tes anggaran 2024, sekarang dilantik. Ibaratnya, ada rasa bahagia saya mulai bekerja sejak 2015 dan setelah 10 tahun akhirnya dilantik,” ujar Immanuel.
Rasa syukur serupa diungkapkan Fadly, seorang tenaga kependidikan di Bagian Umum yang bertugas sebagai Sekretaris Rektor. Ia telah mengabdi selama tujuh tahun, sejak 2018.
”Alhamdulillah pada hari ini kami berjumlah 100 lebih non-ASN di UBT sudah dilantik secara resmi oleh Rektor UBT. Rasanya sangat senang sekali, akhirnya yang kami nanti-nantikan sudah tercapai pada hari ini,” tutur Fadly.
Ia menceritakan proses panjang yang harus dilalui, mulai dari pendaftaran tahun 2024 hingga sempat terjadi penundaan.
“Sempat ragu juga, ini dilantik apa enggak ya seperti itu. Ternyata semuanya dilantik di bulan 10 ini. Kejelasannya di bulan 10 ini,” tambahnya.
Bagi Fadly dan rekan-rekan PPPK lainnya, kebahagiaan ini memicu komitmen baru.
“Harapannya, karena hak kita sudah kita terima, maka kita harus melaksanakan kewajiban dengan lebih baik lagi, bekerja lebih baik lagi di UBT ini untuk membangun UBT lebih baik lagi,” tutup Fadly.

Dalam sambutannya, Rektor Prof. Dr. Yahya Ahmad Zein menangkap jelas semangat dan kebahagiaan para pegawai tersebut. Ia menjadikan momen pelantikan ini sebagai penanda penting dalam tata kelola institusi.
”Saya berharap ini tidak hanya perubahan status, tapi ini menjadi momentum kita untuk terus melakukan perbaikan, terutama memberikan pengabdian yang terbaik untuk institusi kita,” tegas Rektor.
Prof. Yahya juga menyoroti keragaman latar belakang mereka yang dilantik, dari yang tertua berusia 56 tahun hingga yang termuda baru mengabdi dua tahun.
”Ini yang dinamakan tadi kebersamaan, itu tidak melihat batas usia. Saya yakin hari ini dengan bertambahnya ASN di Universitas Borneo pasti akan menambah semangat kita untuk lebih bekerja lebih baik dan lebih baik lagi,” serunya.
Sebagai tindak lanjut dari perubahan status ini, Rektor memastikan akan ada penataan penempatan kerja untuk menyesuaikan penugasan dengan Surat Keputusan (SK) ASN mereka.
Ia meminta semua pegawai, termasuk yang sebelumnya bertugas sebagai security dan cleaning service dan kini resmi menjadi ASN, untuk tetap semangat.
”Saya berharap nanti kalau dilakukan penataan di manapun itu, mohon semuanya tetap semangat untuk melaksanakan tugasnya masing-masing. Kenapa? Karena semuanya mendapatkan hak yang sama,” katanya.
Prof. Yahya juga menjanjikan upaya lanjutan untuk menyelesaikan status pegawai non-ASN yang belum terakomodir di gelombang ini, meskipun status ASN baru ini disebut-sebut yang terakhir oleh Kementerian.
”Walaupun namanya ASN baru, paruh waktu atau apapun namanya, tapi ini akan terus kita lakukan upaya bagaimana bisa kawan-kawan juga kita punya hak yang sama,” jelasnya.
Ia berpesan agar seluruh PPPK tetap semangat melaksanakan tugasnya karena semuanya telah mendapatkan hak yang sama.
“Satu hal yang paling penting saya kira adalah bagaimana kebersamaan bisa terus kita raih dan yang paling penting adalah bekerja bersama-sama untuk membangun Universitas Borneo Tarakan,” pungkas Rektor.(Mt)















Discussion about this post