ANGGANA – Kekayaan Sumber daya alam tidak menjamin masyarakat sejahtera jika tidak dikelola dengan baik dan benar. Namun dengan pengelolaan yang baik dan benar serta keberpihakan pada pengembangan Sumber daya manusia, maka masyarakat dipastikan akan ikut sejahtera. Sebab melalui pendidikan akan mengubah masa depan yang lebih baik.
Ika Ratnawati – Fokusborneo.com
Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Karatanegara, Provinsi Kaltim sebagai wilayah pesisir di Delta Mahakam memiliki sumber daya alam migas yang luar biasa. Masyarakat pesisir terluar Anggana laut menjadi salah satu potret kecil tentang pentingnya pendidikan, khususnya di desa Sepatin dan Desa Tani Baru. Dua desa ini berada paling luar di Delta Mahakam sebelah timur berbatasan langsung dengan Selat Makasar. Penduduknya mayoritas suku bugis atau pendatang dari Sulawesi selatan.
Di Desa Tani Baru tersebut terdapat fasilitas pendidikan yaitu SD 014, SD 017 dan SMP 04. Sedangkan Desa Sepatin terdapat SD 016, SMP 5 dan SMP 6. Lokasi tempat tinggal mereka berada diantara operasional migas yang dikelola Pertamina Hulu Mahalam (PHM). Lokasinya jauh dari daratan. Diperlukan 2-3 jam menggunakan speedboat untuk mencapai lokasi mereka tinggal.
Sejak 2021 hingga sekarang, PHM salah satunya telah mengembangkan program peningkatan pendidikan dan kapasitas SDM bagi guru dan pelajar pesisir melalui Sekolah Negeri Terapung. PHM menerjunkan guru penggerak sebagai upaya mengembangkan pembelajaran yang sesuai karakteristik masyarakat. Meski berada di daerah terpencil, pembelajaran berbasis digital sehingga tidak tertinggal dari daerah perkotaan.
Selain itu, tidak kalah penting yakni program beasiswa sarjana pesisir bagi mereka yang akan melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Mereka mendapatkan biaya sepenuhnya namun wajib mengabdi kembali ke daerahnya.
Sebelum ada program tersebut, tingkat putus sekolah sangat tinggi. Namun kini rata-rata, setelah lulus SD mereka melanjutkan ke SMP. Para siswa kemudian melanjutkan ke SMA di Anggana Darat namun tidak sedikit mereka yang juga ikut dalam pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) terutama yang tinggal di desa Tani Baru Kecamatan Anggana. Sedangkan mereka yang lulus dan memiliki motivasi yang kuat untuk melanjutkan perguruan tinggi, juga mendapat pendamping dari PHM.
Salah satu diantaranya Ayu Lestari (24), seorang putri pesisir Rt 13 asal Desa Sepatin, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara. Ayu mendapatkan pendampingan motivasi untuk melanjutkan kuliah di Universitas Mulawarman melalui program Beasiswa KIP dari pemerintah.
Semangat dan hasil belajar dari Ayu menjadi kisah inspiratif bagi banyak pelajar di daerah terpencil. Awalnya, Ayu tak pernah membayangkan akan menempuh pendidikan tinggi. Namun berkat dorongan ibunya, PHM dan tekad kuat untuk maju, ia berhasil menembus bangku kuliah dan kini menjadi guru di SMP Negeri 6 Sepatin.
Ayu mengungkapkan dirinya tidak sendirian berhasil ke perguruan tinggi hingga lulus. Katanya ada dua sahabatnya dari desa Tani Baru yang juga merasakan manfaat luar biasa dari beasiswa.
Dia mengisahkan, masyarakat di lingkungan pesisir ia tumbuh, pandangan masyarakat terhadap pendidikan tinggi masih terbatas. Menurutnya banyak yang berpikir, apalagi perempuan, tak perlu sekolah tinggi. “Biasanya pemikiran ya, kalau perempuan cukup menunggu dipinang,” ujarnya.
Beruntung baginya, kampus Universitas Mulawarman (UNMUL) menerimanya di jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dari program beasiswa KIP. Dia awalnya ragu, tapi bersyukur bisa melewati masa kuliah sampai lulus sarjana.
“Saya ingin menunjukkan bahwa anak pesisir juga mampu. Saya baru setahun di SMP 6 ini tapi berharap bisa bekerja di PHM dengan bidang ilmunya untuk pengembangan disini (Anggana),” kata Ayu menerima media visit ke SMP 6, Selasa lalu (14/10/2025).
Ayu merupakan angkatan pertama dari desanya yang berhasil meraih gelar sarjana. Selain beasiswa pemerintah, Ayu menyebut juga mendapat dukungan dari Pertamina Hulu Mahakam dan program Guru Penggerak berperan penting dalam membuka akses pendidikan di wilayah pesisir. Melalui kolaborasi itu, para guru di daerah terpencil mendapat ruang berbagi praktik baik dan pelatihan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Ayu bertekad menjadi panutan bagi adik-adik di desanya agar mau berubah melalui pendidikan. “Saya ingin anak-anak di pesisir tidak takut bermimpi. Pendidikan bisa mengubah masa depan kita,” katanya penuh haru.
Pertamina Hulu Mahakam Berhasil Angkat Derajat Warga Pesisir Melalui Pendidikan
Pertamina Hulu Mahakam (PHM) terus mendorong pembangunan berkelanjutan melalui program Sustainability Compass yang berfokus pada empat pilar: Nature, Well Being, Economy, dan Society.
Dari aspek lingkungan, PHM menurunkan emisi hingga 7.638 ton CO₂ per tahun, memasang PLTS 6,7 kWp di empat sekolah, dan menghemat 3.600 liter bahan bakar per tahun. Enam sekolah binaan juga meraih predikat Sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten.
Selanjutnya, pemanfaatan energi terbarukan memberikan penghematan Rp38,8 juta per tahun untuk operasional sekolah, dan Rp460 juta per tahun untuk transportasi siswa.
Achmad Krisna Hadiyanto, Head Comrel & CID (Communication, Relations, and Community Involvement and Development) Zona 8 PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) menjelaskan, khusus untuk program pendidikan saat ini tercatat 62 prestasi, 4 penghargaan internasional, serta 101 siswa lolos perguruan tinggi lewat program beasiswa KIP.
“Selain itu, 503 murid dan 40 guru mendapat peningkatan kapasitas, 251 siswa di dua desa kini lebih mudah bersekolah berkat jembatan kayu sepanjang 7 km,” ungkap Krisna.
Program ini mendukung tercapainya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), dan SDG 13 (Aksi Iklim) sebagai wujud komitmen PHM terhadap keberlanjutan.
Upaya Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dalam meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah pesisir Delta Mahakam membuahkan hasil gemilang. Hingga Mei 2024, sekolah-sekolah binaan berhasil meraih 62 penghargaan di berbagai tingkat, mulai dari kecamatan hingga internasional.
Dari total capaian tersebut, 55 penghargaan diraih oleh siswa dan 7 penghargaan oleh guru. Prestasi tersebut mencakup 19 penghargaan tingkat kecamatan, 8 kabupaten, 2 provinsi, 21 nasional, dan 7 internasional.
Pada tingkat nasional, tiga guru sekolah pesisir terpilih menjadi tim penyusun modul Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, sementara SMPN 4 dan 6 Anggana memperoleh predikat Sekolah Adiwiyata. Sebanyak 14 siswa juga meraih medali dalam Kompetisi Sains Nasional, serta juara dua lomba tari tradisional tingkat nasional.
“Capaian internasional juga membanggakan. Ibu Nurul, guru bahasa Inggris, memperoleh beasiswa Fulbright Distinguished Awards in Teaching untuk studi di Amerika Serikat. Sementara Idul, siswa SMPN 6 Anggana, meraih Juara 1 Lomba Menggambar tingkat internasional di Amerika Serikat,” sambungnya.
Selain itu, dua guru sekolah pesisir terpilih mengikuti Artgen Online Exhibition tingkat Asia Tenggara, dan siswa lainnya berkompetisi di ajang Innovation Without Borders Challenge di Amerika Serikat.
Tak hanya itu, Sekolah Energi Terapung binaan PHM juga mendapat Silver Award di ajang The 16th Global CSR Award di Hanoi, Vietnam – menjadi bukti nyata kontribusi PHM dalam menghadirkan pendidikan berkualitas dan berdaya saing global di kawasan pesisir Delta Mahakam. (**)
Reporter: Ika Rahmawati
Discussion about this post