TARAKAN – Ramai di media sosial dugaan pemotongan dana beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) tahun 2025 oleh kampus Politeknik Bisnis Kaltara, hingga beredar foto dan nama Anggota DPRD RI wakil Kaltara, akhirnya Direktur Politeknik Bisnis Kaltara angkat bicara.
Direktur Politeknik Bisnis Kaltara, Dr. Ana Sriekaningsih menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar, dana KIP 2025 saat ini belum cair dan masih proses.
Dan penerima beasiswa KIP merupakan mahasiswa baru dan baru aktif masuk kampus bulan September 2025.
“Kami tegaskan, mahasiswa 2025 belum terima apa-apa. Yang dipermasalahkan itu kan di 2025, ya. Anak-anak mahasiswa 2025 belum terima sama sekali, itu belum terjadi dan tidak ada kejadian seperti itu,” tegas Dr. Ana, Rabu (29/10/2025).
Lebih lanjut, Dr Ana menjelaskan bahwa alokasi kuota KIP tahun 2025 dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) hanya 6, dibagi tiga prodi masing – masing dua orang. Sementara Kuota dari jalur aspirasi dari anggota DPD RI Hasan Basri juga hanya 2 sehingga total penerima KIP 2025 di Politeknik Bisnis Kaltara hanya 8 mahasiswa.
Sando selaku operator KIP Politeknik Bisnis Kaltara menambahkan, beasiswa KIP tahun 2025 baru masuk per akhir Agustus dan saat ini sedang dalam proses administrasi, dan dana KIP belum dicairkan.
“Memang kami hanya mendapatkan kuota sebanyak dua mahasiswa saja (aspirasi). Dan sampai saat ini pun memang belum ada penerimaan terkait dengan dana KIP itu sendiri karena memang masih pengurusan administrasi dan sebagainya, bertahap,” tambah Sando.
Beasiswa KIP diberikan kepada calon penerima yang memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat, mahasiswa mendaftar dan mengupload berkas sendiri ke sistem dan dana cari langsung ke rekening masing-masing mahasiswa tanpa melalui kampus.
Dr. Ana mengakui bahwa kuota aspirasi yang diterima untuk tahun 2025 tidak sebanyak tahun 2023 dan 2024. Pihaknya mengaku sempat mencari tahu kemungkinan alasan pengurangan dana pendidikan secara umum.
Menanggapi isu yang menyeret nama anggota DPD RI Hasan Basri, Dr. Ana membantah keras adanya kaitan polemik KIP 2025 dengan beliau.
“Enggak ada hubungannya nih 2025 dengan polemik itu, enggak ada. Enggak tahu itu kok ya sampai ada fotonya Pak Hasan Basri di situ. Itu foto 2024 waktu simbolis penerimaan KIP di sini,” jelasnya.
“Kita malah bersyukur pak Hasan Basri itu, ngebantu kita lho, itu, ngasih aspirasi ke ini,” tegasnya.
Dr Ana menambahkan, Selain KIP, Poltek Bisnis Kaltara memiliki kebijakan lain untuk membantu mahasiswa. Bagi mahasiswa yang tidak mendapatkan KIP, Yayasan memiliki kebijakan untuk membebaskan uang gedung.
Bukan hanya itu, biaya kuliah semester sebesar Rp2,4 juta dapat dibayar dua kali (UTS dan UAS masing-masing Rp1,2 juta). Mahasiswa yang terkendala pembayaran juga dapat mengajukan surat permohonan dispensasi.
Di akhir pernyataan, Dr. Ana menyatakan, “Bagi yang menyuarakan dimaafin. Karena mungkin mereka ketidaktahuan, begitu ya, ya jangan nantinya lebih hati-hati lagi untuk menyuarakan. Mestinya dengan hal-hal yang lebih real lah, begitu.” Pihak kampus juga kaget dan tidak tahu dari mana media mendapatkan foto yang disebarkan tanpa konfirmasi tersebut.
Dwi Nabila, seorang mahasiswi Manajemen Keuangan Sektor Publik angkatan 2025, menjadi salah satu calon penerima beasiswa, dalam keterangannya, membenarkan bahwa proses pengajuan beasiswa tersebut dilakukan secara mandiri oleh para calon penerima.
Nabila menjelaskan, persyaratan yang diunggah ke sistem saat pendaftaran beasiswa meliputi foto rumah dan data pendapatan orang tua. Meskipun sempat mengalami kendala teknis saat proses upload dokumen, Nabila menyebut masalah tersebut berhasil diatasi dengan bantuan pihak terkait, yang menunjukkan inisiatif dan sikap proaktif dari para mahasiswa.
Terkait pencairan dana beasiswa, Nabila mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada informasi resmi atau sosialisasi mengenai jadwal pencairan dan nominal yang akan diterima. Namun, ia mengetahui bahwa nominal yang akan diterima adalah sebesar Rp5,7 juta dan dana tersebut akan langsung ditransfer ke rekening pribadi mahasiswa, bukan melalui kampus.
Mahasiswi ini juga menyatakan bahwa ia dan teman-teman penerima beasiswa lainnya saat ini masih menunggu kabar lebih lanjut mengenai penyaluran dana tersebut dari pihak yang berwenang. (**)















Discussion about this post