MAKASSAR – Wakil Komite II DPD RI Hasan Basri menilai pelabuhan perikanan merupakan basis utama dalam kegiatan industri perikanan tangkap yang harus dapat menjamin suksesnya aktivitas usaha perikanan tangkap di laut. Sebab pelabuhan perikanan berperan sebagai terminal yang menghubungkan kegiatan usaha di laut dan di darat ke dalam suatu sistem usaha dan berdayaguna tinggi serta menjadi leading sector perekonomian di wilayah pesisir.
Hal tersebut dikemukakan Senator yang berasal dari Provinsi Kalimantan Utara Hasan Basri saat meninjau langsung pelabuhan perikanan (PP) Untia, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Jumat (18/6/21).
Hasan Basri mengatakan pengembangan pelabuhan perikanan merupakan implementasi amanat dari Peratuan Pemerintah No. 27 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Kelautan dan Perikanan terkait cetak biru pengembangan sistem logistik nasional serta wujud dari Program Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN).

Menurut Hasan Basri dengan adanya revitalisasi sarana dan prasarana penunjang pelabuhan perikanan dapat meningkatkan efektivitas rantai suplai ikan. Sehingga dapat meningkatkan daya saing produk perikanan Indonesia di pasar domestik maupun ekspor.



“Saat ini, revitalisasi pelabuhan perikanan dapat mampu menjamin pasokan ikan serta peningkatan kapasitas industri pengolahan hasil perikanan. Selain untuk meningkatkan produktivitas tangkapan, peningkatan kapasitas produksi bertujuan untuk meningkatkan daya tarik PP Untia agar para investor pelaku perikanan menanamkan modalnya,†ujar alumni Magister Hukum Universitas Borneo Tarakan.
Pria juga menjabat sebagai Ketua Pengprov PBSI Kaltara ini menjelaskan, produktivitas perikanan tangkap di pelabuhan ini, diyakini dapat ditingkatkan karena potensi yang dimilikinya cukup besar. Apalagi pelabuhan perikanan Untia berada di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 713 meliputi perairan Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores dan Laut Bali.

“Majunya pelabuhan ini juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Sulawesi Selatan. Provinsi Sulawesi Selatan sebagai daerah yang potensial untuk pengembangan perikanan, baik untuk konsumsi dalam negeri dan lokal maupun untuk ekspor,†beber Hasan Basri.
Sementara itu, menurut Andri Singkarru daerah penangkapan ini memiliki potensi tangkapan sebesar 1.177.857 ton. Selain itu, pelabuhan ini terletak di lokasi yang sangat strategis, yaitu berada di Kota Makassar dekat Pelabuhan Umum dan Bandara, serta sentra pemasaran ikan dan distribusi ikan. Pada tahun 2020, produksi tangkapan disini mencapai 4.835 ton atau senilai Rp96 miliar dengan hasil tangkapan yang didominasi oleh jenis ikan tongkol, kurisi, cakalang, dan laying.(**)