Menu

Mode Gelap

Politik

BIN Kaltara Ungkap Adanya Potensi Kerawanan Hoaks saat Pilkada


					Marsekal Pertama TNI Aminul Hakim, Kepala Badan Intelejen Nasional Daerah Kaltara. Foto: fokusborneo.com Perbesar

Marsekal Pertama TNI Aminul Hakim, Kepala Badan Intelejen Nasional Daerah Kaltara. Foto: fokusborneo.com

TARAKAN – Suhu politik jelang pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) 2024 semakin terasa, salah satunya di wilayah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang akan menggelar pesta demokrasi serentak 2024.

Provinsi Kalimantan Utara akan menggelar pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten/Kota hingga Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur.

width"300"

Meski tidak termasuk daerah rawan, namun dalam pesta demokrasi ini perlu dilakukan pemetaan kerawanan yang mungkin terjadi, sehingga dapat dicegah atau diminimalisir.

Hal tersebut diungkapkan, Kepala Badan Intelijen Daerah (Binda) Kalimantan Utara (Kaltara) Marsekal Pertama TNI Aminul Hakim kepada awak media, Selasa (16/4/2024).

“Ada potensi kerawanan saat Pilkada yakni Hoaks, pada Pemilu lalu kita aktif melakukan patroli siber dan menemukan Adya peningkatan Hoaks,” ujar Perwira Tinggi Bintang Satu ini.

Lebih lanjut, Ia mengungkapkan bahwa meski saat ini sudah terjadi penurunan, namun diperkirakan setelah putusan MK dan mulai tahapan Pilkada Hoaks berpotensi muncul kembali.

“Informasi atau berita hoaks ini, lebih fokus terhadap saling menjatuhkan sesama pasangan calon. Dimungkinkan, hal tersebut muncul dari lawan politik maupun dari rekayasa calon tersebut. Biasanya, hal ini dikenal dengan black campaign yang tentu mendapat atensi tersendiri dari sisi intelijen. Misalnya dia merasa terzolimi. Bisa saja begitu, kita selalu melihat akun-akun tersebut dan isi kontennya apa,” bebernya.

Selain itu, biasanya hoaks terjadi lantaran adanya kasus-kasus lama dari calon kepala daerah seperti rekam jejak yang kemudian di angkat kembali ke publik atau negatif campaign. Mengenai hal ini, pihaknya juga meminta kepada masyarakat agar cerdas dalam memilah informasi yang disajikan oleh sosial media.

“Diharapkan masyarakat itu bisa selektif. Biasanya masyarakat ada juga yang dapat berita belum dapat dijamin kebenarannya langsung disebarkan,” kata Aminul.

Sebagai pelaksana fungsi intelijen, pihaknya bersama pemerintah daerah telah menjalin komitmen untuk memonitor adanya kabar hoaks jelang Pilkada mendatang. Pihaknya juga memiliki tugas untuk mengedukasi masyarakat perihal hoaks jelang Pilkada.

“Kita tentu akan koordinasi dengan pemerintah, Diskominfo juga jika ditemukan berita yang ada unsur black campaign atau hoax. Harapan kita tentu kabupaten kota melalui Kominfo turut mensosialisasikan ke masyarakat,” pungkasnya. (**)

Artikel ini telah dibaca 358 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

DPRD Desak Sekolah Tak Wajibkan Beli Seragam Tambahan di Luar Bantuan

22 Juli 2025 - 19:12

Bawaslu Tarakan dan KIP Kaltara Dorong Transparansi Pemilu, Soroti Keterbukaan Informasi Ijazah Caleg

22 Juli 2025 - 13:08

Hasan Basri Mendorong Pengusutan Tuntas Insiden Mahasiswa Terbakar saat Demo di Polda Kaltara

18 Juli 2025 - 12:20

DPRD Tarakan Sukses Mediasi, Puluhan Ijazah Karyawan yang Ditahan Perusahaan Akhirnya Kembali

15 Juli 2025 - 19:36

Masjid AR-Ridho Dibangun, Aspirasi Masyarakat Diakomodasi DPRD Bulungan

15 Juli 2025 - 08:14

Kaltara Berpeluang Jadi Lokasi Sekolah Garuda, Wamendiktisaintek Stella Ajak UBT Berpartisipasi Penuh

14 Juli 2025 - 11:53

Trending di Politik