TARAKAN – Perjalanan anggota DPRD Kota Tarakan terpilih hingga dilantik, tidak semua mulur. Bahkan ada harus melewati berbagai rintangan.
Salah satunya Suryadi Sangkala, Anggota DPRD Kota Tarakan dari Partai Gerindra yang mendapatkan kursi dari Dapil 4 Tarakan Utara. Dukungan keluarga, sahabat dan masyarakat yang memilih, diakuinya selalu memberikan semangat yang sama hingga akhirnya dilantik.

“Alhamdulillah sampai hari ini kita diberikan kemudahan sampai bisa dilantik,†katanya.
Sebelum ini, Suryadi juga sempat tersandung dugaan ijazah palsu yang dilaporkan ke Bawaslu Kaltara. Namun, akhirnya ia bisa bernafas lega setelah diputuskan laporan tersebut ditolak dan bukan termasuk Pidana Pemilu.
Baca juga : Berbagai Kendala Hingga Dilantik, Ini Sepenggal Cerita Anggota DPRD Tarakan Periode 2024-2029
“Apa yang dilaporkan terhadap saya sudah terbantahkan. Ijazah yang saya gunakan bukan palsu, tapi asli sesuai program belajar yang berlaku,†ucapnya.
Suryadi mengaku, pasca laporan dugaan ijazah palsu ke Bawaslu Kaltara beberapa waktu lalu, kesehatan Ibunya sempat mengalami penurunan. Hal inilah yang memicunya harus membuktikan diri tidak melakukan kesalahan saat proses pendaftaran.
Beruntung, kuasa hukum yang membantunya memperjuangkan kebenaran ijazahnya membuat semangat orangtuanya kembali. Hingga akhirnya keluar keputusan dari Bawaslu Kaltara yang menyatakan tidak ada pelanggaran pidana pemilu.
“Kuasa hukum saya yang menjelaskan ke Ibu, kalau apa yang dituduhkan itu tidak benar. Alhamdulillah Ibu saya kembali semangat,†ujarnya lagi.
Baca juga : Kembali Jabat Anggota DPRD Tarakan, Dapot Sinaga Perjuangan Penanganan BanjirÂ
Hal pertama yang akan dilakukannya setelah mendapatkan amanah untuk duduk sebagai wakil rakyat di kursi legislatif, Suryadi menuturkan akan menampung aspirasi masyarakat dan menjalankan program kerja yang sudah dijadwalkan DPRD Kota Tarakan.
Sementara itu, Ibu kandung Suryadi, yang ikut serta mendampingi anaknya dilantik mengatakan doa yang tidak pernah putus selalu menjadi penyemangatnya kembali. Tadarus dan Tahajud juga dilakukan untuk meminta pertolongan dari Tuhan terhadap anaknya.
“Ini cobaan berat, saya sampai tidak bisa makan, tidak bisa tidur. Tapi anak saya terus bilang tenang saja kalau kita tidak merasa salah. Kasihan anak saya juga kalau saya sakit begini. Biarlah orang bilang apa, kalau kita sudah merasa benar, diam saja,†katanya.(**)