TARAKAN – Mahasiswa dinilai sebagai salah satu elemen penting dalam pengawasan partisipatif pemilu. Bawaslu Kalimantan Utara (Kaltara) diharapkan ikut mencegah potensi pelanggaran pemilu dengan melaporkan setiap dugaan pelanggaran.
Menurut Arif Rochman, Koordinator Divisi Pencegahan, Parmas, dan Humas (P2H) Bawaslu Kalimantan Utara (Kaltara), mahasiswa yang aktif di organisasi seperti KOHATI, PMII, HMI, GMNI, dan organisasi kemahasiswaan lainnya memiliki kapasitas intelektual untuk mendukung pengawasan pemilu.
Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan sosialisasi pengawasan partisipatif yang berkolaborasi dengan Korps HMI Wati (KOHATI) Cabang Tarakan.

Kegiatan bertema “Representasi Peran Perempuan dalam Cegah Hoaks, Politisasi SARA, dan Politik Uang†ini berlangsung di Hotel Lotus Panaya, Tarakan, Senin (4/11/24).
Baca juga : Awasi Iklan Kampanye, Bawaslu Kaltara Lakukan Pengawasan Secara Berjenjang
Arif Rochman menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam mencegah potensi pelanggaran pemilu dan melaporkan dugaan pelanggaran kepada Bawaslu.
“Saya yakin teman-teman muda bisa memberikan kontribusi yang baik untuk negeri ini melalui pengawasan partisipatif,” ungkapnya.
Sementara itu, Anggota Bawaslu Kaltara, Fadliansyah, menyatakan bahwa perempuan memiliki peran strategis dalam menjaga keutuhan negara. Ia menyebut, keberhasilan atau kegagalan suatu negara sangat dipengaruhi oleh peran perempuan.
“Tegaknya suatu negara atau hancurnya suatu negara tergantung dari peran perempuan. Ini bukan hanya kata-kata bijak, tetapi fakta,” tegasnya.
Baca juga : Ajak Hindari Politik Uang, Bawaslu Kaltara Berharap Pilkada Berjalan Lancar Tanpa Pelanggaran
Fadli berharap peserta perempuan, khususnya di Kaltara, aktif dalam mencegah hoaks, politisasi SARA, dan praktik politik uang yang merugikan demokrasi.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber perempuan diantaranya Suryani, Ketua Bawaslu periode 2018-2023, dan Nurasikin, Koordinator Wilayah Mafindo Kaltara.
Peserta kegiatan merupakan anggota organisasi mahasiswa perempuan di Kaltara.
Melalui kegiatan ini, Bawaslu berupaya memperkuat kolaborasi dengan generasi muda, khususnya perempuan, untuk menjaga kualitas demokrasi melalui pengawasan yang inklusif dan partisipatif.(**)