TARAKAN – Ketua Komisi II DPRD Kota Tarakan Simon Patino mengingatkan kepada orangtua khususnya broken home atau bercerai agar memperhatikan anaknya. Upaya ini, untuk mencegah anak dibawah umur terjerumus ke dunia prostitusi.
Simon mengatakan berdasarkan informasi diterima Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) maupun Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP Kota Tarakan, kebanyakan anak lari dari rumah maupun terjerumus ke prostitusi Booking Out (BO) dari keluarga broken home. Seperti dua anak dibawah umur yang diamankan Satpol PP, mereka lari dari rumah.
“Yang saya dapat informasi, anak tersebut dua bulan lalu sudah kabur atau minggat dari rumah dan pernah diamankan Satpol PP dikembalikan kepada keluarganya. Nah dua bulan kemudian dia ini minggat lagi dan orangtuanya lapor ke Satpol PP minta dicarikan di dapat lagi,” katanya kepada Fokusborneo.com, Jumat (24/1/25).

Simon menjelaskan saat ini kedua anak tersebut dibawa ke DP3AP2KB dan dalam proses asesmen. Rencananya asesmen akan dilakukan selama lima kali pertemuan.
“Keduanya ditanya kenapa lagi kami bertindak seperti ini. Sekarang lagi proses asesmen, nanti baru disimpulkan apakah anak ini mau direhab atau bagaimana,” jelas politisi Gerindra.
Simon menambahkan sampai pertemuan terakhir Kamis tanggal 23 Januari 2025, belum ada informasi apakah kedua terjerumus ke prostitusi atau tidak.
“Ini sedang di dalami untuk mengetahui alasan dia minggat. Harapan kita sih kedua anak ini tidak terjerumus kesitu (prostitusi),” ungkapnya.
Anggota DPRD dua periode tersebut berharap kepada orangtua dapat menjaga anaknya, sehingga tidak terjerumus ke hal-hal negatif terutama prostitusi anak dibawah umur. Terkhusus buat broken home, kedua orangtua harus terlihat mengawasi dan memperhatikan anaknya jangan hanya salah satunya.
“Ini kan permasalahannya ekonomi dan broken home, jadi saya berharap kepad setiap orangtua jaga anaknya, didik dengan baik dan mengawasi anaknya. Paling penting mengidentifikasi anaknya kalau dia punya barang mewah yang bukan dari orangtua, ditelusuri dapatnya dari mana karena bisa jadi mereka bekerja dengan menjajakan diri itu harus diperhatikan,” pesannya.(**)