TARAKAN, Fokusborneo.com – Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Tarakan, Markus Minggu, menyampaikan apresiasi mendalam atas kinerja Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Utara (Kaltara), Deddy Sitorus.
Menurut Markus, Deddy Sitorus telah banyak berjuang untuk kemajuan Kaltara, mulai dari pembangunan infrastruktur, pendidikan, pertanian, hingga bantuan untuk paguyuban dan rumah ibadah.
Markus memandang Deddy Sitorus sebagai sosok politisi yang langka, memiliki rekam jejak yang jauh berbeda dari banyak anggota DPR lainnya.

“Bang Deddy Sitorus ini banyak membantu dan memperjuangkan masyarakat Kaltara,” ujar Markus.
Ia menambahkan bahwa kepedulian Deddy Sitorus sangat terasa, terutama di pelosok Kaltara.

Markus Minggu juga menyampaikan rasa terima kasih yang besar dari masyarakat Toraja di Kota Tarakan kepada Deddy Sitorus. Bantuan yang diberikan berupa fasilitas seperti kursi, tenda, dan perlengkapan lainnya sangat membantu dalam acara keagamaan dan kerukunan Toraja.
Tidak hanya itu, Deddy Sitorus juga aktif memperjuangkan beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) bagi pelajar SD, SMP, dan SMA di Kaltara. Program ini membantu meringankan beban biaya pendidikan bagi keluarga kurang mampu.
Salah satu janji kampanye Deddy Sitorus yang kini menjadi kenyataan adalah mewujudkan desa-desa yang gelap menjadi terang benderang. Baginya, listrik adalah hak dasar warga negara.
Komitmen ini membuat masyarakat pedalaman memiliki harapan. Tanpa menunggu pelantikan, Deddy Sitorus langsung mengupayakan pemasangan jaringan listrik di desa-desa yang memungkinkan.
Saat awal pandemi COVID-19, Deddy Sitorus sempat menghentikan rencana kunjungan ke desa-desa. Ia beralih fokus untuk memobilisasi vaksin masuk ke Kaltara.
Dengan kerja dari rumah dan mengandalkan komunikasi jarak jauh, Deddy berhasil menjadikan Kaltara sebagai provinsi pertama dan terbanyak dalam distribusi vaksin. Hal ini berkontribusi signifikan dalam menekan angka korban jiwa akibat COVID-19 di Kaltara.
Setelah pandemi mereda, Deddy Sitorus kembali fokus pada janji-janji politiknya, terutama dalam mengatasi dampak ekonomi yang hancur lebur di wilayah perbatasan.
Di Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, yang terisolir, masyarakat sangat bergantung pada pasokan dari Malaysia. Ketika perbatasan ditutup, kelangkaan BBM dan LPG pun terjadi.
Diperiode pertama duduk sebagai anggota Komisi VI DPR RI di yang bermitra dengan Kementerian BUMN, Deddy Sitorus mendesak pemerintah untuk segera mengatasi kelangkaan ini.
Desakannya membuahkan hasil. Pertamina harus menyewa pesawat khusus untuk mengirimkan BBM dan, secara fenomenal, tabung LPG menggunakan pesawat—sebuah terobosan yang disebut sebagai yang pertama di dunia. Upaya ini memberikan napas lega bagi warga Krayan.
Deddy Sitorus dinilai sebagai salah satu pahlawan bagi masyarakat Kaltara. Ia berhasil mendorong persentase desa berlistrik yang tadinya hanya sekitar 20 persen menjadi 95 persen. Proyek jalan tembus Malinau-Krayan sebagai solusi isolasi kini sedang dalam pengerjaan.
Selain itu, ia juga berperan penting dalam pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Mangku Padi di Kabupaten Bulungan, yang bertujuan menyerap tenaga kerja lokal. Ia juga termasuk tokoh yang mendorong proyek dua PLTA raksasa di Sungai Kayan dan Mentarang.
Menurut Markus Minggu, serangan yang ditujukan kepada Deddy Sitorus kemungkinan besar berasal dari pihak yang tidak menyukai sikap kritis dan penolakannya terhadap kompromi.
“Deddy Sitorus adalah orang kota yang tidak jaim merangkul, bahkan memeluk masyarakat pedalaman,” tutup Markus.(**)