TARAKAN, Fokusborneo.com – Kebutuhan dasar warga di Tanjung Pasir, Kelurahan Mamburungan Timur, Kecamatan Tarakan Timur, terganggu akibat kelangkaan gas elpiji 3 kg. Kondisi ini membuat warga kesulitan untuk memasak dan menjalani aktivitas sehari-hari.
Menanggapi hal tersebut, Asrin Saleh, Anggota DPRD Tarakan, mengungkapkan keluhan ini sering ia terima dari warga.
“Sulit sekali mendapatkan gas elpiji 3 kg. Kelangkaan ini terus terjadi di wilayah pesisir,” kata Asrin, Rabu (10/9/25).
Ia menjelaskan, kelangkaan ini dipicu dua masalah utama. Pertama, kebijakan Pertamina yang menargetkan penjualan elpiji 5 kg. Pangkalan yang tidak mencapai target ini akan mengalami pemotongan alokasi elpiji 3 kg.
Kedua, jumlah pangkalan yang melayani wilayah Tanjung Pasir dan Tanjung Batu sangat minim, hanya ada dua pangkalan untuk melayani seluruh warga.
Untuk mengatasi masalah ini, politisi Golkar itu meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan agar memfasilitasi penambahan pangkalan baru di Tanjung Pasir.
“Kami mengharapkan percepatan penambahan pangkalan. Usulan sudah disampaikan ke Asisten II yang membidangi perekonomian,” jelasnya.
Selain itu, Asrin juga menyoroti maraknya praktik penjualan ilegal. Ia menemukan banyak warung yang bukan pangkalan menjual elpiji 3 kg dengan harga yang jauh di atas HET, sementara di pangkalan resmi justru barangnya sulit didapat.
“Ini dilema. Pangkalan kehabisan stok, tapi warung-warung justru menjual dengan harga mencekik, bahkan bisa lebih dari Rp50.000,” tutupnya.(**)













Discussion about this post