SEBATIK, Fokusborneo.com – Anggota Komisi II DPR RI yang bermitra dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) meminta agar memanfaatkan Media Sosial (Medsos) untuk pendidikan politik.
“Kalau Anda ingin memiliki wakil rakyat yang bekerja tanpa memikirkan mengembalikan uang siraman, jangan mau suara Anda dibeli,” ujar Deddy Sitorus Anggota DPR RI.
Pernyataan itu, disampaikan Deddy Sitorus dalam acara Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih Berkelanjutan. Program ini merupakan kerjasama KPU RI sebagai mitra kerja Komisi 2 DPR RI di Sebatik, Senin (8/12/25).
Hadir pula Ketua KPU Kaltara Hariyadi Hamid. Saat memberikan materi, Deddy meminta kepada peserta yang hadir untuk menjaga integritas. Banyak warga mengeluh atas kinerja wakil rakyat yang dianggap tidak sesuai ekspektasi. Hal ini wajar. Karena banyak anggota dewan yang terpilih karena melakukan money politic.
“Karena suara Anda sudah dibeli di depan, makanya mereka tidak memiliki tanggung jawab untuk memperjuangkan aspirasi Anda,” tegasnya.
Menjawab pertanyaan seorang peserta terkait peningkatan literasi pemilih, Deddy menyatakan, inilah tujuan dari sosialisasi bersama KPU.
Tantangan belakangan ini adalah, pengaruh media sosial yang merubah karakter masyarakat. Banyak informasi hoax dianggap benar tanpa melakukan verifikasi.
“Saya salah satu korban pengaruh negatif media sosial. Video wawancara saya yang panjang dipotong 20 detik. Lantas di framing. Sebagai politisi saya menjadi korban kebrutalan media sosial,” jelasnya.
Untuk itu, Deddy berharap KPU melakukan kampanye besar-besaran menggunakan media sosial. Yang menyasar para pemilih pemula, agar mereka mendapat informasi yang akurat.
“Kalau sosialisasi tatap muka seperti ini kan hanya segelintir orang yang bisa hadir. KPU harus memanfaatkan media sosial yang targetnya pemilih pemula,” tutupnya.(pai)






















Discussion about this post