TANJUNG SELOR, Fokusborneo.com – Kepolisian Daerah Kalimantan Utara (Polda Kaltara) bergerak cepat menindaklanjuti potensi gesekan antara pengemudi ojek online dan ojek pangkalan di Kota Tarakan. Kapolda Kaltara, Irjen Pol. Djati Wiyoto Abadhy, langsung memerintahkan jajarannya untuk melakukan mediasi agar konflik serupa tidak meluas.
Langkah cepat ini dilakukan setelah sejumlah perwakilan komunitas ojek online menyampaikan keluhan mereka kepada Kapolda dalam kegiatan silaturahmi bersama komunitas ojek online di Tarakan beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan tersebut, para pengemudi mengungkap adanya larangan masuk bagi ojek online di beberapa titik, yang berpotensi memicu benturan di lapangan.
Kapolda menegaskan, pihaknya tidak akan membiarkan persoalan sosial berkembang menjadi konflik terbuka. Polres Tarakan diminta segera memanggil semua pihak yang terlibat untuk duduk bersama mencari jalan keluar terbaik.
“Permasalahan seperti ini tidak bisa dibiarkan. Kami sudah arahkan Polres Tarakan untuk memediasi dan mengumpulkan semua pihak, baik ojek online, ojek pangkalan, maupun pemerintah daerah. Tujuannya agar ada kesepakatan bersama yang adil,” ujar Irjen Pol. Djati Wiyoto Abadhy, Selasa (21/10/2025).
Ia menjelaskan, penanganan masalah transportasi berbasis daring harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan instansi terkait seperti Dinas Perhubungan, Kementerian Perhubungan, dan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP). Dengan begitu, hasil mediasi memiliki dasar hukum dan dapat dijalankan bersama.
“Kami akan memastikan setiap keputusan yang diambil berpihak pada kepentingan masyarakat luas, bukan kelompok tertentu. Prinsipnya, semua pihak harus bisa mencari nafkah dengan aman tanpa menimbulkan gangguan kamtibmas,” tegasnya.
Selain melakukan langkah mediasi, Polda Kaltara juga menyiagakan jajarannya untuk mengantisipasi potensi gesekan di titik-titik rawan. Pendekatan persuasif akan dikedepankan agar situasi tetap kondusif.
“Kami sudah instruksikan jajaran di lapangan agar mengutamakan pendekatan dialog dan pencegahan. Tugas polisi bukan hanya menegakkan hukum, tapi juga menjaga ketertiban sosial agar masyarakat tidak terpecah,” jelas Kapolda.
Ia pun mengimbau seluruh pengemudi, baik ojek online maupun ojek pangkalan, untuk tetap menjaga kondusivitas dan menahan diri dari tindakan yang bisa memicu konflik.
“Semua pihak harus menahan emosi. Kita sama-sama mencari rezeki untuk keluarga. Jangan karena salah paham lalu menimbulkan masalah yang merugikan semuanya,” pesan Kapolda.
Kapolda menegaskan, komitmen kepolisian adalah memastikan Kalimantan Utara tetap aman, damai, dan kondusif.
“Kami akan terus hadir di tengah masyarakat untuk mencari solusi, bukan hanya menunggu masalah muncul,” pungkasnya. (**)
Discussion about this post