TARAKAN – Meskipun menjadi partai pengusung di pilkada 2019 lalu, Partai Nasional Demokrat (NasDem) sering mengkritisi kebijakan pemerintah Kota Tarakan dibawah kepemimpinan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tarakan Khairul-Effendhi Djufrianto.
Hal tersebut disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai NasDem Kota Tarakan Mustain saat pelantikan pengurus DPRT Partai Nasdem Kota Tarakan di Hotel Duta, Sabtu (12/3/22).

“Partai NasDem sebagai pengusung pemerintah, kadang kala sedikit berbeda pandangan dengan pemerintah. Bahkan ada yang menyebut seolah-olah Partai NasDem oposisi,” kata Mustain dalam smabutannya.
Dijelaskan Mustain, kritik yang disampaikan Fraksi Partai NasDem DPRD Kota Tarakan, sebagai wujud sayang kepada pemerintahan dibawah kendali Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tarakan Khairul-Effendhi Djufrianto. Partai NasDem tidak ingin, kebijakan yang diambil pemerintah memberatkan masyarakat.
“Mendukung tapi juga mengkritisi memang sudah begitu karakter Partai NasDen. Bukan hanya di Tarakan tetapi juga secara nasional. Kami tidak mau kalau pemerintahan ini terjerumus kedalam hal-hal yang tidak kami inginkan,” tambah pria yang juga menjabat sebagai Anggota DPRD Kota Tarakan.

Salah satu kebijakan pemerintah yang dikritisi Fraksi NasDem DPRD Kota Tarakan, dikatakan Mustain soal tarif retribusi masuk wisata Pantai Amal. Fraksi NasDem menilai, tarif yang ada sangat memberatkan masyarakat Kota Tarakan.
“Apa yang kami perbedakan, itu karena kami mendapatkan masukan dari masyarakat. Sampai-sampai Wakil Ketua DPRD memanggil saya membicarakan persoalan terkait Peraturan Daerah (Perda) tentang Jasa Usaha yang didalamnya mengatur tarif retribusi wisata Pantai Amal,” ujar Mustain.
Ditambahkan Mustain, Partai NasDem tidak ingin kebijakan yang diambil pemerintah tidak pro dengan rakyat. Hal tersebut yang menjadi alasan Partai NasDem mengkritik kebijakan pemerintah.
“Kami berharap pak Wali Kota bisa memaklumin langkah kami ini. Sebenarnya semua itu demi kemajuan Kota Tarakan,” pungkas Mustain.

Menanggapi penyampaian Ketua DPD Partai NasDem Kota Tarakan, Wali Kota Tarakan dr. Khairul menjelaskan tidak pernah memasukan dalam hati setiap perbedaan pendapat tersebut. Justru ia mengucapkan terima kasih telah diingatkan.
“Kalau pak Ketua bilang tadi beda pendapat, gak pernah saya rasa sama saja itu perasaan bapak saja,” ungkap dr. Khairul disambut dengan tepuk tangan undangan hadir.
Walaupun bukan anggota partai, dikatakan dr. Khairul punya beban moral terhadap Partai NasDem karena telah mengusung dirinya pada saat Pilkada 2019 lalu. Kota Tarakan yang akan menjadi smart city, indikator ada 6 salah satunya smart governence.
“Dan indikator smart governence itu adalah akuntabilitas dan transparasi. Jadi siapa saja boleh mengkritisi gak ada masalah. Jadi buat saya perbedaan is oke tidak ada masalah ,” beber dr. Khairul.(Mt)