TARAKAN – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Tarakan jelaskan kondisi cuaca terasa lebih panas beberapa hari terkahir di wilayah Kota Tarakan khususnya pada siang hari.
Kepala BMKG Tarakan, Muhammad Sulam Khilmi menjelaskan, kondisi cuaca terasa panas disebabkan oleh kelembaban udara yang rendah bukan karena kemarau.
Kalimantan Utara (Kaltara) sebagian besar itu masuk dalam kategori hujan sepanjang tahun. Karena tidak seperti daerah-daerah lain yang dipengaruhi oleh keberadaan musim yang jelas.
“Jadi sekali lagi saya sampaikan bahwa Kaltara khususnya Tarakan itu tidak ada kemarau. Namun mungkin yang dirasakan beberapa hari belakang terasa panas banget itu ya, itu hal yang wajar,” jelas Khilmi, Senin (5/5/2025).
Lebih lanjut, Ia mengungkapkan, rasa panas bukan dari suhu yang tinggi namun berasal dari rendahnya kelembaban udara dari normalnya, sehingga cuaca terasa lebih panas.
“Jadi kandungan uap air di udara ini sedikit dan makin berkurang. Misalnya kita biasanya (kelembaban) 80, terus 70 (turun) nah ini tubuh kita perlu adaptasi ya, karena sudah terbiasa lembab terus tidak lembab. Jadi rasanya seperti panas sekali,” urainya.
Banyak masyarakat bertanya dan tersebar di media sosial, cuaca di Tarakan panas sekali dibandingkan hari biasa, namun setelah dilakukan pengukuran oleh BMKG didapati suhu masih normal.
“Suhu 32, 33 derajat Celcius itu normal ya, namun kita lihat lagi kelembaban udaranya ternyata cukup rendah dibandingkan hari biasanya,” ungkapnya.
Khilmi menerangkan perbedaan kelembaban itu tidak terlalu jauh, namun bagi tubuh manusia diperlukan adaptasi untuk menyikapi fenomena ini.
Dengan adanya fenomena ini, BMKG mengimbau masyarakat tetap menjaga kecukupan level cairan tubuh, kemudian hindari aktifitas atau kegiatan di bawah sinar matahari langsung terutama di siang hari ataupun sore hari.
“Kalau sebentar ya ngak apa-apa,” pungkasnya. (ary)
Discussion about this post