TANA TIDUNG, Fokusborneo.com — Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes) Sepala Dalung resmi diresmikan Bupati Ibrahim Ali, Selasa (16/9/2025), di halaman Kantor Desa Sepala Dalung. Peresmian ini menjadi bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten Tana Tidung memperluas akses ekonomi, layanan finansial, dan pemberdayaan masyarakat di desa-desa.
Bupati Ibrahim Ali menyebut, keberadaan koperasi ini diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi desa sekaligus memperkuat kemandirian masyarakat.
“Kami menargetkan lima koperasi desa percontohan di lima kecamatan dalam waktu dekat. Saat ini Kopdes Sepala Dalung menjadi yang pertama siap diluncurkan pekan depan,” ujarnya.
Kopdes Sepala Dalung menyediakan berbagai layanan bagi masyarakat, antara lain penjualan sembako, agen BRILink, dan penyaluran pupuk. Menurut Bupati, layanan ini tidak hanya mempermudah akses kebutuhan pokok, tetapi juga mendorong inklusi keuangan di desa.
“Masyarakat bisa mendapatkan layanan finansial dan kebutuhan sehari-hari lebih mudah, tanpa harus jauh-jauh ke pusat kota,” jelasnya.
Ibrahim Ali menambahkan, keberadaan Kopdes juga merupakan sarana pemberdayaan masyarakat, karena partisipasi warga dalam koperasi dapat meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan usaha, tabungan, dan kredit mikro.
“Koperasi desa bukan cuma tempat bertransaksi, tapi juga menjadi wadah pendidikan ekonomi bagi warga,” tandasnya.
Setelah meresmikan Kopdes Sepala Dalung, Bupati langsung meninjau Koperasi Desa Merah Putih Sesayap Selor di Kantor Desa Lama Sesayap Selor. Ia berharap semua koperasi desa yang akan dibuka nanti dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.
“Target kami jelas, lima koperasi desa percontohan harus segera beroperasi, agar warga di seluruh kecamatan merasakan dampak positifnya. Ini bagian dari strategi membangun ekonomi desa yang mandiri dan berkelanjutan,” kata Bupati.
Bupati juga menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga dan memanfaatkan koperasi. Menurutnya, keberhasilan koperasi sangat bergantung pada keterlibatan warga dalam mengelola dan memanfaatkan layanan yang tersedia.
“Kalau masyarakat aktif, koperasi bisa berkembang dan menjadi sumber kesejahteraan bagi desa. Tanpa dukungan warga, koperasi tidak akan maksimal fungsinya,” ujarnya.
Ibrahim Ali juga menekankan setiap desa memiliki potensi berbeda, sehingga koperasi perlu disesuaikan dengan kebutuhan lokal.
“Koperasi yang dibangun harus relevan dengan aktivitas ekonomi desa, baik itu pertanian, perikanan, maupun usaha mikro lainnya,” tambahnya.
Ke depan, pemerintah daerah berencana memperluas jaringan Kopdes ke desa-desa lain, termasuk menyediakan fasilitas pendampingan dan pelatihan manajemen koperasi. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan profesionalisme pengelola dan efektivitas pelayanan koperasi.
“Dengan pendampingan yang tepat, koperasi desa bisa menjadi penggerak ekonomi lokal sekaligus pusat layanan masyarakat. Ini akan memperkuat kemandirian desa dan meningkatkan kesejahteraan warga,” pungkas Bupati Ibrahim Ali. (*)
Discussion about this post