Pemkot Balikpapan Sinergikan Investasi Syariah dan Zakat Produktif untuk UMKM
BALIKPAPAN — Penguatan ekonomi syariah menjadi strategi utama Pemerintah Kota Balikpapan untuk meningkatkan kesejahteraan umat, memperkuat ekonomi daerah, sekaligus menanamkan nilai-nilai keimanan dan etika dalam setiap aktivitas ekonomi masyarakat.
Langkah ini disampaikan oleh Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Balikpapan, Neni Dwi Winahyu, saat membuka kegiatan sosialisasi literasi keuangan syariah yang digelar di Balikpapan, beberapa waktu lalu.
Neni menekankan perkembangan ekonomi digital dan global menuntut masyarakat, termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN), untuk memahami sistem keuangan modern yang tetap berpijak pada prinsip syariah.
“Investasi syariah kini menjadi alternatif yang tidak hanya menjanjikan keuntungan duniawi, tetapi juga keberkahan spiritual. Prinsip transparansi, keadilan, serta larangan riba dan praktik spekulatif menjadi pedoman yang sesuai nilai-nilai Islam,” ujar Neni.
Ia menegaskan ekonomi syariah bukan sekadar aktivitas finansial, tetapi bagian dari pembangunan karakter masyarakat. Sistem ini menekankan integritas, keberlanjutan, dan pemerataan kesejahteraan.
Pemkot Balikpapan terus mendorong pengembangan berbagai sektor berbasis syariah, mulai dari perbankan syariah, produk halal, pengelolaan zakat produktif, hingga potensi penerbitan sukuk daerah sebagai instrumen pembiayaan pembangunan.
“Kerja sama dengan lembaga seperti BAZNAS akan semakin krusial. Zakat membangun kepedulian sosial, sementara investasi syariah menumbuhkan kemandirian ekonomi. Keduanya saling melengkapi untuk memberdayakan masyarakat,” tambah Neni.
Menurutnya, literasi keuangan syariah menjadi kunci agar masyarakat dapat memanfaatkan peluang ekonomi sekaligus menjaga keberkahan spiritual. Setiap ASN dan warga Balikpapan diharapkan memahami prinsip investasi syariah agar mampu menyeimbangkan antara keuntungan dunia dan nilai-nilai etika.
“Berinvestasi secara syariah berarti membangun masa depan yang sejalan dengan iman dan etika. Ini bukan hanya soal uang, tetapi juga tanggung jawab sosial dan ibadah yang membawa berkah bagi diri sendiri dan orang lain,” ucapnya.
Pemkot Balikpapan juga memperkuat kerja sama dengan lembaga keuangan syariah, otoritas terkait, serta pelaku UMKM berbasis halal, untuk memperluas akses masyarakat terhadap layanan ekonomi syariah.
Program edukasi, pelatihan, dan sosialisasi terus digulirkan agar masyarakat lebih memahami praktik keuangan syariah, mulai dari investasi, tabungan, hingga pengelolaan zakat produktif.
“Melalui literasi, masyarakat tidak hanya paham, tetapi juga berani berinovasi dan berinvestasi dengan prinsip syariah. Dengan begitu, ekonomi umat dapat berkembang, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan,” jelas Neni.
Selain itu, Pemkot Balikpapan mendorong kolaborasi lintas sektor, antara pemerintah, lembaga keuangan syariah, organisasi sosial, dan masyarakat, untuk memperluas dampak ekonomi syariah.
Kegiatan seperti ini diyakini dapat menjadi sarana edukasi sekaligus praktik langsung bagi warga, sehingga nilai-nilai keimanan, etika, dan sosial tercermin dalam setiap aktivitas ekonomi.
“Balikpapan tidak hanya bertumbuh secara ekonomi, tetapi juga berkarakter, berkeadilan, dan berdaya saing. Itulah makna kemandirian bangsa dalam bingkai Madinatul Iman,” pungkas Neni. (*)
Discussion about this post