BANDUNG, Fokusborneo.com – Peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Pertama (Sespimma) Polri angkatan ke-74 melakukan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, Senin (20/10/25), untuk memperdalam pemahaman mengenai penanggulangan bencana dan sinergi lintas instansi.
Rombongan Serdik Sespimma 74 TA 2025 Pokjar 3 berjumlah 21 orang, dipimpin Pawas Kombes Pol. Suwittanto Prasetyo, S.I.K., dan Kombes Pol. Aprianto Suseno, S.I.K., dengan pendampingan Akbp Tutik Suswanti, S.Kep., M.M., Kompol Zanuar Cahyo Wibowo, S.I.K., M.M., AKP Deni Sutisna, S.A.P., M.H., serta ibu Endah Trisnawati.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jawa Barat, Edi Heryadi, hadir sebagai narasumber. Ia menyampaikan materi mengenai sistem manajemen kebencanaan, koordinasi lintas sektor, serta peran strategis BPBD dalam mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.
“Kolaborasi antara BPBD dan Polri menjadi fondasi utama keberhasilan penanggulangan bencana. Ini juga mencerminkan komitmen negara dalam melindungi masyarakat dari risiko bencana, baik dari aspek kemanusiaan maupun keamanan,” ujar Edi.
Kegiatan KKP ini menekankan pentingnya sinergi antara Polri dan pemerintah daerah. Peserta didik diharapkan dapat memahami langkah-langkah strategis dalam menghadapi bencana, mulai dari koordinasi, mitigasi risiko, hingga komunikasi dengan instansi terkait dan masyarakat.
Kombes Pol. Suwittanto Prasetyo, S.I.K., M.H., selaku Kabag Bindik Sespimma Polri, mewakili Kasespimma Brigjen Pol. Sonny Irawan, S.I.K., M.H., menjelaskan maksud dilaksanakannya KKP. Menurutnya, kegiatan ini bertujuan memberikan bekal praktis dan referensi bagi peserta didik agar pengalaman lapangan dapat dipadukan dengan teori yang diperoleh selama pendidikan.
“Tujuan KKP adalah agar peserta didik mampu mengidentifikasi dan merumuskan upaya penyelesaian permasalahan yang dihadapi pimpinan Polri, TNI, maupun instansi terkait di wilayah. Fokus utamanya adalah koordinasi, kolaborasi, dan komunikasi dengan stakeholder serta instansi penanggulangan bencana,” jelas Suwittanto.
Ia menambahkan, pengalaman langsung di lapangan memberi peserta kesempatan melihat praktik mitigasi bencana secara nyata, sehingga mereka dapat menerapkan strategi yang tepat dalam situasi darurat.
Melalui kegiatan ini, peserta diharapkan mampu mengaplikasikan konsep dan strategi manajemen kebencanaan secara efektif di lapangan, sekaligus memperkuat kerja sama lintas instansi dalam menjaga keselamatan masyarakat.
“Dengan memahami prosedur penanganan bencana secara langsung, peserta dapat lebih siap menghadapi tantangan nyata di wilayah masing-masing. Sinergi antara Polri, TNI, dan pemerintah daerah menjadi kunci keberhasilan dalam melindungi masyarakat,” pungkas Swittanto. (*)
Discussion about this post