TARAKAN – Pengurus Daerah (Pengda) Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Kalimantan Utara, meminta kepada semua pihak untuk meniadakan peliputan atau konferensi tatap muka. langkah ini dilakukan, sebagai upaya pencegahan penyebaran covid-19 yang semakin meningkat di Indonesia.
“Kami selaku jurnalis baik itu televisi, media cetak, online dan radio sangat berharap tidak adanya peliputan secara langsung atau konferensi pers tatap muka. Apalagi baru-baru ini sudah ada 5 wartawan media cetak dan televisi yang positif corona saat melakukan peliputan terhadap ODP Covid-19,” kata Ketua IJTI Kaltara Usman Codang, Sabtu (28/3/20).
Usman pun mendesak, dilakukan Rapid Test kepada jurnalis yang setiap saat melakukan peliputan Covid-19. “Karena jurnalis sangat riskan sekali terpapar, mengingat standar dan keterbatasan APD (Alat Perlindungan Diri) saat melakukan peliputan, apalagi Kontributor Televisi yang harus menyediakan sendiri APD,” harapnya.
Usman secara tegas menyampaikan, jika ada media atau redaksi yang memaksa jurnalis Televisi meliput pemakaman korban Covid-19, agar dilaporkan ke IJTI Pusat supaya medianya ditegur.
“IJTI melalui Ketua Umum Yadi Hendriana sudah menyampaikan, jika ada anggota IJTI dimana pun berada apabila ada media atau redaksi yang memaksa Jurnalis meliput pemakaman korban Covid-19 langsung menghubungi dirinya. Agar media tersebut ditegur oleh IJTI,” tegas Usman
Usman juga mendoakan, agar 5 Jurnalis yang potisif Covid-19 segera sembuh.†Semoga teman-teman Jurnalis yang positif corona bisa cepat sembuh dan tidak ada lagi korban berikutnya,†harap Ketua Pengda IJTI Kaltara Usman Codang.(IJTI Kaltara)