Menu

Mode Gelap

Daerah

Rehabilitasi Mangrove Perlukan Kompromi Kepentingan Para Pihak


					Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Hartono didampingi para deputi Bertemu Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang. Foto: ist Perbesar

Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Hartono didampingi para deputi Bertemu Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang. Foto: ist

TARAKAN – Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Ir. Hartono, M.Sc., didampingi para deputi melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Utara pada 1-2 Juni 2021.

Sebagai provinsi yang merupakan perbatasan wilayah RI dengan Malaysia, Filipina dan bagian perairan regional Sulu Sulawesi, Kalimantan Utara mempunyai peran penting dalam menjaga kelestarian kawasan perairan dan juga keutuhan wilayah RI.

Ekosistem mangrove, terutama di wilayah pesisir berperan penting dalam menjaga pulau-pulau kecil dari ancaman abrasi.
Pemerintah Kalimantan Utara menyebutkan total lahan mangrove di provinsi ini seluas kurang lebih 442.742,84 ha.

width"250"

Tahun 2021 ini target luasan mangrove Kaltara yang akan direhabilitasi sebesar 5954 ha, terdiri dari 1427 ha dalam Kawasan Hutan dan 4527 di luar Kawasan Hutan. Lokasi rehabilitasi akan berada di Nunukan, Tarakan dan Tana Tidung dan Bulungan.

width"400"
width"450"
width"400"

“Kita harus hati-hati dalam melakukan rehabilitasi mangrove di Kalimantan Utara. Hasil identifikasi lahan kritis mangrove di Kaltara, sebagian besar lokasi adalah tambak. Karena itu pelaksanaan rehabilitasi mangrove harus dilakukan secara kompromi, disesuaikan dengan tata ruang, dengan metode pelaksanaan yang berbeda sesuai tipe penggunaan lahannya” demikian disampaikan Kepala BRGM ketika mengunjungi area mangrove di pantai Amal, di Kota Tarakan.

“Kita juga harus memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa penanaman mangrove dapat memberikan manfaat ekonomi bagi mereka” tambah Hartono.

width"300"

Lokasi yang dikunjungi oleh Kepala BRGM dan rombongan juga berkunjung ke Desa Liagu Kabupaten Bulungan. Tahun 2020, di Desa Liagu telah dilakukan penanaman kegiatan PEN seluas 100 ha di areal tambak dan lokasi lainnya.

Desa yang dihuni oleh suku Tidung ini merupakan desa binaan KPH Kota Tarakan dan telah mengembangkan hasil hutan bukan kayu-lebah madu kelulut.

Masyarakat di areal mangrove yang dikunjungi Kepala BRGM, yang sebagian besar mata pencahariannya adalah petambak dan nelayan, sangat antusias untuk segera melakukan penanaman karena mangrove yang tumbuh baik sangat disukai ikan untuk berkembang biak.

Pendekatan desa dan pelibatan masyarakat menjadi kunci utama keberhasilan rehabilitasi mangrove. Pembentukan Desa Mandiri Peduli Mangrove akan dilakukan.

Kepala BRGM juga melakukan koordinasi dengan Gubernur Kalimantan Utara, Drs. H. Zainal Arifin Paliwang, SH., M.Hum. Kedua pihak mendiskusikan strategi bersama BRGM dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan percepatan kegiatan rehabilitasi mangrove di provinsi Kalimantan Utara. (*)

Artikel ini telah dibaca 91 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Honda Tampilkan New Honda HR-V e:HEV Serentak di Balikpapan, Medan, dan Palembang

26 Juni 2025 - 21:13

Dukung Keberlanjutan Lingkungan, Kilang Pertamina Unit Balikpapan Sabet Penghargaan TJSL dan CSR Awards 2025

26 Juni 2025 - 20:47

Darun Najah Gelar Sholat Tasbih Sambut 1 Muharram 

26 Juni 2025 - 20:43

Bangun Desa dengan Komoditas Unggulan Perhutanan Sosial

26 Juni 2025 - 19:32

Tingkatkan Literasi, Gubernur Dorong Inovasi Digital Perpustakaan

26 Juni 2025 - 14:20

Gubernur Himbau BI Dorong Pengembangan Ekonomi Syariah

26 Juni 2025 - 12:20

Trending di Daerah