TIDENG PALE – Tasyakuran dan sebagai wujud kecintaan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, DPW Organisasi Shiddiqiyyah Kalimantan Utara (Kaltara) melaksanakan kegiatan “Santunan Nasional ke-17″Â di sekretariat DPW Organisasi Shiddiqiyyah Kaltara yang terletak di desa Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung (Minggu, 24/10/2021).
Acara Santunan Nasional yang dirangkai dengan Maulid Nabi Muhammad SAW ini, juga dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Organisasi Dhilal Berkat Rohmat Alloh Shidiqqiyah Ke-21 yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia.
Rangkaian acara, dimulai dengan pembacaan doa bersama untuk bangsa dan negara Indonesia yang dipimpinan langsung oleh Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah Syech Muchtarulloh Al-Mujtaba Kyai Muhammad Muchtar Mu’thi secara virtual dari Pesantren Majmaal Bahrian Hubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyah Pusat, Losari, Kecamatan Ploso, Jombang, Jawa Timur.

Dana Santunan Nasional berasal dari keluarga Besar Thoriqoh Shiddiqiyyah dan simpatisan warga Kabupaten Tana Tidung, terkumpul sebanyak 45 paket dan langsung disalurkan kepada anak yatim dan fakir miskin.



“Menyantuni anak yatim dan fakir miskin, merupakan hal mulia sekaligus mencontohkan sifat Rasulullah SAW kepada umatnya untuk mencintai dan mengasihi anak yatim dan fakir miskin. Karena setiap orang mempunyai hak yang sama,” kata Didik Dwi Hermawan selaku ketua DPW Organisasi Shiddiqiyyah Kaltara saat diwawancarai Fokusborneo.com.
“Agenda rutin ini dapat terlaksana karena ada cinta, cinta dan cinta. Cinta kepada Allah, cinta kepada Rasulullah, cinta kepada sesama manusia, dan cinta kepada bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tambah Didik.

“Santunan Nasional di Kaltara ini sudah berjalan 3 tahun dan alhamdulillah semakin tahun semakin meningkat. Hal ini menunjukkan kesadaran warga Shiddiqiyah pada NKRI,” terang Didik.
Didik berharap Santunan Nasional ini, bisa terus berkembang dan lestari sehingga menjadi amal baik. Hal ini juga menjadi semangat spiritual bagi pembentukan karakter jati diri bangsa Indonesia dan perilaku ke arah yang lebih baik yang penuh berkah dan ampunan Allah SWT.
“Dan mari kita sama-sama belajar sadar jati diri kita, masih banyak saudara kita yang membutuhkan uluran tangan kita. Sebagai insan pelayan keimanan pelayan kemanusiaan dan pelayan kealaman. Untuk Indonesia Raya Jaya Lestari,” tutup Didik.