TARAKAN – Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Tarakan, Yosef Benyamin Yambise menyerahkan piagam penghargaan kepada tenaga kesehatan di lingkungan Lapas Tarakan, Rabu (17/11/2021).
Piagam penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi dari pemerintah dalam hal ini Kemenkumham kepada pegawai yang berkecimpung dalam penanganan percepatan Covid-19 khususnya di lingkungan Lapas.
Kalapas Tarakan, Yosef Benyamin Yambise mengatakan ini merupakan penghargaan yang luar biasa untuk tenaga kesehatan untuk pahlawan penanganan Covid-19 di Lapas.

“Mereka adalah pahlawan, ini penghargaan besar dari pemerintah. Selama 24 jam petugas kesehatan memberikan pelayanan bahkan 25 jam,” ungkap Yosef.



Yosef mengungkapkan, petugas kesehatan di Lapas Tarakan tidak banyak, hanya 4 orang, 2 orang PNS dan 2 orang honor kemudian dibantu dari warga binaan.
“Dengan pengabdian ini tentu kita yakin apa yang mereka lakukan selama ini dapat menjadi amal ibadah mereka,” ujarnya.

Mewakili rekan pegawai dan tenaga kesehatan Lapas Tarakan, Liberia mengaku meski jam kerja mulai pukul 07.30 Wita sampai dengan 15.00 Wita namun jika dibutuhkan Ia bersama rekan lainnya siap datang ke Lapas kapanpun.
“Sudah sering ya, tengah malam kami datang jam berapapun kami datang kalau ada yang sakit,” ungkapnya.
Wanita kelahiran Samarinda 1980 ini mengatakan, selama penanganan Covid-19 ada beberapa program salah satunya sosialisasi kemudian melakukan pemeriksaan swab kepada narapidana yang sakit.
“Kalau hasilnya positif yang kita karantina yaitu dimasukan dalam sel sendiri. Kalau misalnya memiliki komorbid (penyakit bawaan) dan memerlukan penanganan kami bawa ke rumah sakit,” terangnya.
Sejauh ini belum ada narapidana yang terpapar Covid-19 dengan gejala berat. Jika masih bisa ditangani di Lapas maka akan diberikan pengobatan di Lapas namun jika tidak mampu langsung dibawa ke rumah sakit.
Lebih lanjut, Liberia mengungkapkan saat ini di Lapas Tarakan ada sedikit kendala biaya dalam pelayanan kesehatan khususnya jika ada napi yang harus dirujuk ke rumah sakit.
“Rata-rata disini tidak mempunyai BPJS Kesehatan, dulu kerjasama dengan rumah sakit kalau ada yang sakit dan tidak punya dana kita bikin surat ke Dinsos jadi gratis dan sekarang sudah tidak lagi,” pungkasnya. (wic/Iik)