TARAKAN – Anggota DPR RI Dapil Kaltara, Deddy Yevry Sitorus menghadiri kegiatan ngopi santai bareng pemuda Tarakan di Kafe Enigma, Jalan Diponegoro Kekurangan Sebengkok, Senin (31/10/2022) malam.
Ngopi Santai dengan tema ” Suara Pemuda Menentukan Masa Depan Kota Tarakan” ini dihadiri Ngopi Sa di Kafe Enigma, Jalan Diponegoro, Wali Kota Tarakan Khairul, Udin Hianggio selaku Wagub Kaltara Periode 2014 – 2019, Ketua KNPI Tarakan Erick Hendrawan, Ketua PWI Tarakan Andi Muhammad Rizal, Ari Yusnita, komunitas pemuda dan lainya.
Deddy Sitorus mengatakan, kegiatan ini lebih kepada silaturahmi sekaligus berdiskusi dan sambung rasa.

“Ini adalah mimpi saya dari dulu, saya membuat rumah aspirasi cukup besar karena memang saya berharap dimana ada anak muda bisa ngumpul tanpa memperhatikan latar belakang partai politik,” ungkap Deddy.
Lebih lanjut, Deddy mengungkapkan keinginannya tersebut belum bisa terwujud dan diharapkan kedepan bisa seperti yang dilaksanakan pada hari ini, sehingga sebagai Anggota DPR RI bisa langsung berinteraksi mendapatkan informasi, kegaduhan, aspirasi yang fresh hand dari pemuda.
“Saya kira ini sangat bagus karena saya selalu melakukan reses atau pertemuan dari kampung ke kampung yang hadir orang orang tua anak anak muda jarang sekali. Saya kira ini penting bisa menjadi forum bagi kami, koreksi bagi kami kritik bagi kami, juga saya menyampaikan apa yang menjadi pikiran saya atau apa yang sudah saya kerjakan. Ini kan sama sama menguntungkan menurut saya ini bukan merupakan forum politik tapi merupakan forum intelektual kita bisa bebas bicara dan bebas melontarkan gagasan gagasan kritisi,” terangnya.
Apakah kegiatan bersama pemuda akan terus dilakukan, Deddy mengatakan tentu kegiatan tidak mungkin terjadi jika salah satu ingin dan satunya tidak sehingga harus bersama-sama.
Sementara terkait dengan calon yang diungkapkan di dalam forum ini, Deddy mengatakan ini adalah intelektual exercise bukan politik exercise dan harus dibedakan dengan baik.
“Di dalam iklim demokrasi kita harus selalu siap dengan pemikiran pemikiran kita harus siap dengan alternatif alternatif. Melihatnya harus dengan positif jangan dengan baperan itu yang bahaya kita ini terlalu gampang baperan dalam politik sehingga semua di politisasi, akhirnya kita tidak berani keluar dengan ide dan gagasan kalau ada muda tidak berani bersuara bebas apa lagi yang ada di harapan kita,” pungkasnya. (wic/Iik)