TANA TIDUNG – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) fasilitasi petambak dengan mendatangkan investor benur indukan Hawai yang diberi nama Tiger Borneo Kaltara.
Secara simbolis benur dari indukan Hawai ditebar langsung oleh Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang bersama investor, asosiasi petambak, asosiasi nelayan, pengusaha dan lainya di lahan tambak Desa Bebatu Kabupaten Tana Tidung, Minggu (27/11/2022).
Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang benur dari indukan Hawai sudah teruji unggul dengan tingkat hidup lebih baik dan lebih cepat besar.
“Hari ini kita tebar perdana benur Borneo Tiger Kaltara yang indukannya dari Hawai. Kalau kita liat tadi benur yang kita tebar di PL 15 Insya Allah itu tahan lama, kemudian juga pertumbuhannya cepat, kenapa saya katakan cepat karena di tambak ini sudah kita tanami bakau, beda dengan tambak yang tidak di tanami bakau pertumbuhannya beda, selain pertumbuhannya cepat dari segi kualitas juga akan beda,” ujar Gubernur.
Jumlah benur yang di tebar Gubernur kali sebanyak 200 ribu, dan diperkirakan panen sekitar 3 sampai 4 bulan kedepan
“Kita lihat nanti peningkatan hasil yang akan kita panen nanti 4 bulan kemudian, kita akan lihat sebelumnya menggunakan bibit lain kemudian sekarang kita menggunakan Tiger Borneo Kaltara akan kita lihat selisih dari pada hasil dalam satu tambak yang sama,” ucapnya.
Gubernur yakin kerjasama antara investor yaitu PT PKP selaku investor benur Hawai akan terus berlanjut dan dapat meningkatkan penghasilan dari petambak Kaltara.
Sementara itu, Leonardo Bong Tiro selaku investor benur indukan Hawai mengatakan bibit ini sudah unggul, dimana indukan dari alam sudah di breeding selama 20 tahun di Hawai.
“Sumber induknya dari Asia Pasifik, ambil dari sini Indonesia, India, Thailand, Filipina, dibawa kesana (Hawai) dibebaskan penyakit, baru di breeding dalam waktu 20 tahun sekarang sudah keluar,” ujarnya.
Bibit Hawai saat ini ada di Bangladesh, Vietnam, India dan Indonesia. Indonesia selain Kaltara ada di Sulawesi Pinrang ada di organik shrimp.
Lebih lanjut, Bong menjelaskan bahwa indukan udang Hawai sudah di impor dan sudah dilakukan uji di laboratorium.
“4 tahun lalu kita impor induk dari Hawai 120 gram rata-rata, hasilnya (benur) bagus dan langsung ekspor ke China, dan harga jualnya cukup bagus,” ucapnya.
Terkait dengan harga benur, Bong mengatakan benur indukan Hawai dihargai Rp 100 per ekor, lebih mahal dari benur biasa karena tehnologi tidak murah dan pembesarannya tidak murah.
“Mohon pengertian petambak, benur indukan Hawai memiliki angka hidup atau SR 50 Persen jauh lebih besar dibandingkan benur biasanya yang hanya 10 persen,” pungkasnya. (wic/Iik)
Discussion about this post