TARAKAN – Simulasi Penanggulangan Keadaan Darurat Kebakaran, Tumpahan Minyak, Evakuasi Masyarakat dan Aksi Demo Masyarakat di area Pertamina EP Tarakan Field berlangsung sukses, Jumat (9/6/2024).
Pelaksanaan simulasi gabungan ini melibatkan seluruh tim dari Pertamina EP Tarakan Field, BPBD, TNI/Polri, PMK dan Satpol PP, PMI, dan stakholder terkait.
Kepala BPBD Kota Tarakan, Yonsep menjelaskan, simulasi ini diawali dengan apel gelar pasukan di halaman Masjid Baitul Izza Islamic Center pada Jumat pagi dan dipimpin langsung Penjabat Walikota Tarakan Bustan.
“Kita laksanakan dalam sehari, kalau tahapannya (simulasi) bahwa ada suatu peristiwa kebocoran minyak di area SP 1 milik Pertamina EP Tarakan Field di Jalan Banda, Kampung 1 dekat Akper Kaltara,” jelasnya.
Saat terjadi darurat, selanjutnya tim dari Pertamina memberikan informasi kepada stakeholder terkait, kemudian Karena kebakaran semakin meluas dan tidak dapat ditangani maka penanganan darurat dibantu dari PMK dan Satpol PP, TNI/Polri serta BPBD datang untuk membantu.
“Karena Pertamina ini kan punya kerjasama dengan Pemerintah Kota dalam hal kedaruratan sehingga kami bersama-sama sepakat untuk mengaktifkan kedaruratan, sehingga kami benar-benar melaksanakan sesuai dengan regulasi,” terangnya.
Yonsep menegaskan kegiatan simulasi ini merupakan simulasi skala besar yang melibatkan seluruh stakeholder terkait dan masyarakat.
Selanjutnya, setelah kegiatan ini akan dilakukan evaluasi di masing-masing terkait hambatan dan kekurangan dalam pelaksanaan simulasi kedaruratan bencana khususnya di area Pertamina EP Tarakan Field.
“Ini salah satu simulasi skala besar yang melibatkan stakeholder yang sangat banyak, ini memang luar biasa tetapi perlu kita evaluasi karena setiap skenario yang kita lakukan tidak mungkin sempurna,” sambungnya.
Sementara itu, Cahyo Tri Mulyanto selaku Tarakan Field Manager menerangkan, simulasi Drill Emergency berada di Stasiun Pengumpul 1 (SP1) milik PT Pertamina EP Tarakan Field di Kelurahan Kampung 1 Skip.
Ia menjelaskan, SP1 ini digunakan untuk mengumpulkan minyak yang diproduksi dari sumur-sumur dan untuk memisahkan air dan minyak sebelum ditransfer untuk proses produksi selanjutnya.
“Dalam proses pengolahan atau produksi tadi tentunya kami memiliki resiko, karena yang kami handle ini kan oil (minyak mentah) yang dapat atau memiliki potensi terjadinya kebakaran, jadi kita harus dapat menangani menghindari dengan baik,” urai Cahyo.
Melalui kegiatan ini nantinya jika ada kebakaran atau insiden, Pertamina bersama stakholder terkait dapat melaksanakan penanganan dengan secara benar sehingga tidak ada korban atau materiil yang lebih besar.
“Alhamdulillah pelaksanaan hari ini bersama dengan Pemerintah Kota Tarakan khususnya BPBD simulasi dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan prosedur, termasuk juga bekerjasama dengan Dishub, Dinkes, PMK dan Satpol PP, TNI/Polri,” ucapnya.
Cahyo mengungkapkan, untuk penanganan kebakaran minyak ada langkah – langkah yang harus dilakukan, karena jika kurang tepat tentu berdampak pada merambatnya minyak ke lingkungan sekitar.
“Langkah pertama yang harus kita lakukan yaitu melakukan isolasi atau penutupan sumur produksi dulu, kemudian dilakukan penyemprotan dengan foam. Kemudian jika terjadi oil spell (ceceran minyak) di lingkungan sekitar kami melakukan penghisapan oil menggunakan mobil skimmer sehingga tidak meluas,” bebernya.
Kegiatan ini berjalan lancar, kerjasama tim sangat baik dan berhasil melakukan penanganan dengan cepat sehingga tidak ada korban jiwa, area sekitar 500 meter juga telah diamankan. Kegiatan ini ditutup dengan aksi unjuk rasa oleh warga sekitar dan Pertamina bersyukur warga dapat di edukasi dan diberikan pemahaman sehingga kondusif. (**)
Discussion about this post