BALIKPAPAN, – Sebanyak 31 koperasi yang ada di Balikpapan ditargetkan untuk mengikuti penilaian kesehatan koperasi tahun ini. Penilaian berfokus pada tata kelola dan keuangan koperasi dengan empat aspek utama, yaitu tata kelola, keuangan, permodalan, dan manajemen risiko.
Jumlah koperasi yang mengikuti penilaian ini meningkat dibandingkan tahun lalu, yang hanya 26 koperasi berpartisipasi. Namun, Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian (DKUMKMP) Balikpapan masih membuka jika ada koperasi lain yang siap mengikuti penilaian, sehingga jumlahnya bisa bertambah.
Kabid Koperasi DKUMKMP Balikpapan, Gina Andriyani menuturkan proses penilaian kesehatan koperasi yang dilakukan, berdasarkan kertas kerja yang telah ditetapkan, dengan poin-poin penilaian tertentu untuk menentukan skor akhir.



“Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu kendala yang sering dihadapi dalam penilaian ini. Banyak koperasi mengalami keterbatasan tenaga kerja yang benar-benar memahami laporan keuangan dan tata kelola koperasi,” katanya, Rabu (26/2/2025).





Pihaknya menemukan beberapa pengurus koperasi merupakan karyawan di tempat lain, sehingga tidak bisa sepenuhnya fokus mengelola koperasi.




“Akibatnya, ada koperasi yang tidak menyusun laporan keuangan dengan standar yang sesuai atau bahkan tidak melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT), padahal itu merupakan kewajiban,” ujarnya.


Mengatasi sejumlah permasalahan tersebut, DKUMKMP terus berupaya meningkatkan pemahaman pengurus koperasi melalui pelatihan yang rutin diadakan.



Salah satunya pelatihan yang telah dilaksanakan pada akhir Januari lalu. Dalam pelatihan ini membahas berbagai aspek kesehatan koperasi, termasuk keuangan. Ia pun memastikan setelah Lebaran nanti, akan ada pelatihan lanjutan khusus mengenai laporan keuangan koperasi.


Kemudian Pelatihan Pembuatan Laporan Kesehatan Koperasi dengan narasumber yang dihadirkan Febri Andriadi sebagah Deputi Pengawasan Kementerian Koperasi, Rabu (20/2/2025).


Dalam pelatihan itu juga menjelaskan tentang proses penilaian menggunakan sistem berbasis aplikasi yang telah dikembangkan, sehingga bisa memudahkan koperasi dalam mengisi data dan mengevaluasi kesehatan usahanya.


“Dengan adanya upaya ini, diharapkan semakin banyak koperasi yang sehat dan mampu berkembang secara berkelanjutan,” pungkasnya. (*)