BALIKPAPAN – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Balikpapan, Irfan Taufik, menjelaskan mekanisme Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) jenjang SMP tahun 2025 yang kini melalui dua jalur utama, yakni jalur prestasi akademik dan non-akademik.
“Yaitulah, yang anaknya punya prestasi, seperti juara silat, sains, olahraga, seni, dan sebagainya, itu akan masuk lewat jalur prestasi non-akademik,” ujar Irfan.
Sedangkan untuk jalur prestasi akademik, digunakan nilai dari Ujian Sekolah Berstandar Kota (USBK) yang dilaksanakan berbasis komputer, atau Computer Assessment Test.

“Ini sudah kita laksanakan, jadi siswa-siswa tidak bisa lagi mencontek. Soal yang keluar berbeda-beda di tiap komputer,” jelasnya.



Ujian USBK ini sebelumnya juga telah diterapkan di jenjang SD. Sistem ini dirancang agar lebih objektif dan mendorong kejujuran dalam proses penilaian siswa.
Sedangkan untuk jalur prestasi non-akademik, Irfan mengungkapkan nilai siswa akan digabungkan dengan capaian-capaian seperti juara nasional atau tingkat kota di bidang olahraga, seni, atau sains.

“Nilainya ditambah dari prestasi yang mereka raih di luar akademik,” tambah Irfan.
Ia juga menegaskan kedua jalur ini akan dipisahkan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam penilaian. Selanjutnya nilai akademik akan dihitung murni dari USBK dan khusus non akademik ada bobot tersendiri.
Presentase penerimaan dari masing-masing jalur masih dalam tahap finalisasi dan akan diumumkan lebih lanjut oleh Dinas Pendidikan.
“Dengan pola yang berbeda ini, untuk memberikan peluang yang adil bagi siswa dengan keunggulan akademik maupun non-akademik. Sekaligus mendorong sekolah untuk lebih transparan dan profesional dalam sistem seleksi,” tuturnya.
Ia pun mengungkapkan kelebihan dalam SPMB tahun ini, tidak hanya memberikan peluang yang adil bagi siswa dengan keunggulan akademik maupun non-akademik. Tetapi juga mendorong sekolah untuk lebih transparan dan profesional dalam sistem seleksi.
“Kita juga bisa meningkatkan objektivitas dalam penilaian siswa,” tandasnya.
Namun, meskipun sistem SPMB terbaru ini memiliki beberapa kelebihan, namun juga terdapat beberapa tantangan dalam implementasinya. Antara lain, perlu penyesuaian dari sekolah dan siswa terhadap sistem baru.
Perlu juga peningkatan kualitas infrastruktur dan teknologi untuk mendukung pelaksanaan USBK.
“Tapi, kita berharap, sistem SPMB tahun ini dapat berjalan dengan baik dan tidak membebani siswa serta orang tua. Ini komitmen kita juga untuk meningkatkan kualitas pendidikan,” pungkasnya. (*)