BALIKPAPAN, Fokusborneo.com – Tahapan pembangunan Bendali Ampal Hulu di kawasan belakang Pasar Segar, Balikpapan Utara, terus menunjukkan kemajuan signifikan. Setelah lahan seluas 10 hektare tuntas dibebaskan dan desain teknis rampung, proyek pengendali banjir senilai Rp90 miliar itu siap direalisasikan pada 2026 sebagai solusi jangka panjang mengatasi genangan di wilayah utara kota.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Balikpapan, Rita, mengatakan pembangunan Bendali Ampal Hulu menjadi bagian dari upaya pemerintah mewujudkan sistem pengendalian banjir terpadu yang lebih modern dan berkelanjutan.
“Bendali ini bukan proyek kecil, tapi infrastruktur utama untuk menahan aliran air dari kawasan hulu sebelum masuk ke pemukiman. Dengan adanya bendali, volume air yang mengalir ke bawah bisa dikendalikan sehingga risiko genangan berkurang drastis,” ujarnya, Selasa (21/10/2025).
Rita menjelaskan, bendali tersebut akan berbentuk waduk dengan pintu air dan sistem pengatur debit otomatis. Desainnya mengadopsi pola serupa dengan Waduk Wonorejo, yang telah terbukti efektif menampung limpasan air hujan dan menahan potensi banjir di kawasan perkotaan.
“Konsepnya mirip dengan Waduk Wonorejo, tapi kita sesuaikan dengan kondisi geografis Balikpapan Utara. Bendali ini akan dilengkapi saluran pengarah, sistem pengendali debit, dan jalur evakuasi,” terangnya.
Ia menambahkan, Detail Engineering Design (DED) proyek sudah rampung disusun oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV di bawah koordinasi Kementerian PUPR. Pembangunan fisiknya akan dilaksanakan setelah seluruh proses administrasi dan penganggaran dari pemerintah pusat selesai.
“DED-nya sudah tuntas. Sekarang tinggal menunggu penganggaran pusat. Karena proyek ini menggunakan dana kementerian, bukan dari APBD Kota,” kata Rita.
Menurutnya, lokasi pembangunan berada di area strategis yang berfungsi sebagai tangkapan air utama Sungai Ampal. Nantinya, bendali ini mampu menampung volume air cukup besar dan mengatur pelepasannya secara bertahap ke arah hilir seperti Gunung Samarinda, Sepinggan, dan Gunung Bahagia, yang selama ini menjadi titik rawan banjir.
“Dengan adanya bendali ini, kita berharap air dari hulu bisa tertampung dengan baik. Jadi saat curah hujan ekstrem, air tidak langsung turun ke kawasan bawah. Efeknya, beban drainase kota bisa jauh lebih ringan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rita menyebut proyek ini menjadi salah satu fokus besar Pemkot Balikpapan dalam menuntaskan persoalan banjir secara permanen. Selain bendali, pemerintah juga menyiapkan sistem pendukung berupa normalisasi saluran, penataan daerah resapan, dan pembangunan kolam retensi tambahan di beberapa titik.
“Kita tidak lagi membuat penanganan banjir yang sifatnya sementara. Dengan bendali ini, pengendaliannya lebih komprehensif dan manfaatnya bisa dirasakan bertahun-tahun ke depan,” tegasnya.
Ia juga berharap masyarakat mendukung penuh pelaksanaan proyek tersebut, termasuk dalam menjaga kawasan sekitar bendali agar tetap bersih dan berfungsi optimal.
“Kalau masyarakat ikut menjaga, hasilnya akan maksimal. Ini bukan hanya proyek fisik, tapi investasi besar untuk keselamatan dan kenyamanan warga,” pungkasnya. (*)















Discussion about this post