BALIKPAPAN, Fokusborneo.com — Krisis air baku di Kota Balikpapan semakin memprihatinkan, dengan defisit pasokan yang hampir mencapai 1.000 liter per detik. Pemerintah Kota memprioritaskan pembangunan Embung Aji Raden dan percepatan proyek SPAM Sepaku Semoi sebagai solusi utama untuk menutupi kekurangan air bersih bagi masyarakat.
Selama beberapa bulan terakhir, pasokan air bersih dari Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) mengalami keterbatasan di sejumlah wilayah. Kondisi ini mendorong pemerintah untuk meninjau kembali strategi penyediaan air baku.
Sebelumnya, Pemkot Balikpapan merencanakan pembangunan fasilitas desalinasi atau penyulingan air asin menjadi air tawar. Namun rencana tersebut diperkirakan batal direalisasikan karena biaya investasi yang sangat besar, antara Rp50–60 miliar dan belum ada contoh proyek serupa yang berhasil diterapkan di Indonesia untuk skala kota.
Kepala Bappeda-Litbang Balikpapan, Murni, mengatakan pembangunan Embung Aji Raden menjadi solusi paling realistis dan cepat untuk menambah kapasitas pasokan air baku. Pihaknya fokus penuh pada Embung Aji Raden agar bisa memperoleh pembiayaan dari pemerintah pusat.
“Proyek ini ditargetkan menambah kapasitas sekitar 200 liter per detik saat beroperasi penuh. Selain itu, pembangunan embung ini menjadi langkah strategis untuk mengantisipasi kebutuhan air di masa depan seiring pertumbuhan penduduk,” ujar Murni, Jumat (24/10/2025).
Pemerintah daerah saat ini menyiapkan alokasi anggaran untuk pembebasan lahan yang dibutuhkan, menunggu pelimpahan kewenangan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Penetapan lokasi sebelumnya telah kedaluwarsa, sehingga proses administrasi perlu diselesaikan sebelum pembangunan dapat dimulai.
Selain Embung Aji Raden, Pemkot Balikpapan juga menyiapkan proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sepaku Semoi. Proyek ini diharapkan dapat menutupi defisit air baku eksisting yang hampir 1.000 liter per detik dan meningkatkan pasokan untuk wilayah yang selama ini sering mengalami gangguan distribusi.
“SPAM Sepaku Semoi menjadi alternatif penting untuk menutupi kekurangan pasokan air baku. Kami tetap merancang strategi jangka pendek, menengah, dan panjang untuk menjamin ketersediaan air bersih bagi seluruh masyarakat Balikpapan,” tambah Murni.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah menekankan meski desalinasi bisa dilakukan, implementasinya untuk kebutuhan kota sebesar Balikpapan masih sangat menantang dari sisi teknologi dan biaya.
“Desalinasi baru berhasil dilakukan dalam skala kecil, misalnya di beberapa hotel di Bali. Untuk skala kota, teknologi ini belum terbukti mampu menutup kebutuhan air seperti yang dibutuhkan Balikpapan. Jadi langkah pemerintah sekarang fokus pada embung dan SPAM Sepaku Semoi,” ujar Fauzi.
Dengan strategi ini, Pemkot Balikpapan menargetkan penyelesaian Embung Aji Raden pada 2027–2028, sementara SPAM Sepaku Semoi dipersiapkan sebagai solusi tambahan untuk memenuhi kebutuhan air jangka panjang.
Pemerintah berharap proyek ini dapat mengurangi kekhawatiran masyarakat terkait pasokan air bersih dan menghadirkan layanan yang stabil di seluruh wilayah kota.
“Prioritas kami adalah memastikan masyarakat tidak mengalami kesulitan air bersih dalam jangka panjang. Dengan Embung Aji Raden dan SPAM Sepaku Semoi, ketersediaan air di Balikpapan diharapkan lebih aman dan merata,” tutup Murni. (*)














Discussion about this post