BALIKPAPAN, Fokusborneo.com — Upaya menjaga kualitas taman kota di Balikpapan terus menjadi perhatian serius Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Dalam kondisi anggaran pemeliharaan yang belum sepenuhnya ideal dan keterbatasan jumlah personel lapangan, DLH tetap berupaya memastikan seluruh ruang terbuka hijau (RTH) kota berada dalam kondisi terawat dan layak digunakan masyarakat.
Langkah-langkah strategis terus dilakukan untuk menjaga keberlanjutan perawatan, terutama pada taman-taman yang menjadi pusat aktivitas publik.
Hal tersebut disampaikan Kabid Tata Lingkungan dan Perlindungan SDA DLH Balikpapan, Afrizal, saat ditemui pada Selasa (26/11/2025). Ia menegaskan pengelolaan taman kota harus berjalan meski pemerintah dihadapkan pada sejumlah keterbatasan teknis maupun anggaran.
Menurutnya, efisiensi anggaran menjadi prioritas utama dalam perawatan taman. DLH berupaya menyesuaikan pola kerja petugas, metode pemeliharaan, hingga penataan akses peralatan agar biaya operasional bisa ditekan tetapi hasil tetap maksimal.
“Kami melakukan optimalisasi dari semua sisi, mulai dari pengaturan area kerja hingga penggunaan peralatan yang lebih efisien,” jelasnya.
Salah satu langkah yang ditempuh ialah menambah cakupan area kerja masing-masing petugas. Langkah ini menjadi strategi praktis untuk memastikan seluruh taman tetap mendapatkan jadwal perawatan rutin.
Meski demikian, ia mengakui kebijakan tersebut menimbulkan konsekuensi berupa meningkatnya beban kerja staf lapangan.
“Penambahan area kerja membuat petugas harus lebih disiplin dan terstruktur dalam melakukan penyiraman, pemangkasan, maupun perawatan jalur hijau. Kami terus mengatur ritme kerja agar semuanya tetap terjangkau,” tambah Afrizal.
Selain mengoptimalkan sumber daya internal, DLH juga memperkuat pola kemitraan dengan sektor swasta melalui program CSR maupun kerja sama teknis.
Keterlibatan dunia usaha dianggap sebagai salah satu solusi realistis mengingat kebutuhan pemeliharaan taman terus meningkat seiring berkembangnya kota.
Bentuk kolaborasi yang dilakukan mencakup penyediaan bibit tanaman, adopsi taman tertentu oleh perusahaan, pemeliharaan rutin pada titik-titik strategis, hingga dukungan peralatan pendukung seperti mesin pemotong rumput dan fasilitas kebersihan.
Skema tersebut memberikan ruang bagi perusahaan untuk berkontribusi langsung terhadap kualitas lingkungan kota.
Afrizal menegaskan kolaborasi tersebut tidak hanya meringankan beban pemerintah, namun juga mempercepat penataan ruang hijau di berbagai kawasan.
“Melalui dukungan perusahaan, penataan bisa berlangsung lebih cepat. Perawatan taman tetap berjalan tanpa harus menunggu anggaran tambahan,” paparnya.
Ia juga menyebut program “Corporate Green Care” sebagai wadah bagi perusahaan yang ingin mengadopsi taman atau jalur hijau tertentu. Program ini mendorong partisipasi aktif dunia usaha dalam menjaga estetika kota sekaligus memperkuat budaya peduli lingkungan.
DLH berharap kerja sama tersebut mampu menjaga kualitas lingkungan kota sekaligus meningkatkan kenyamanan masyarakat.
Balikpapan, yang dikenal sebagai salah satu kota dengan fokus tinggi terhadap pembangunan berwawasan lingkungan, diharapkan dapat mempertahankan identitas tersebut melalui dukungan berbagai pihak.
“Harapannya, semua taman tetap fungsional dan nyaman digunakan warga. Lingkungan yang terawat akan memberikan dampak positif bagi kualitas hidup masyarakat,” tutup Afrizal. (oc)















Discussion about this post