BALIKPAPAN, Fokusborneo.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan memasuki periode paling padat sepanjang tahun ini. Tiga penilaian nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berlangsung hampir bersamaan pada November ini, sehingga membuat seluruh jajaran DLH harus memperkuat koordinasi, kesiapan teknis, dan pengawasan lapangan.
Penilaian pertama datang dari KLHK melalui program Adipura. Evaluasi ini menilai kebersihan kota, pengelolaan sampah, ruang terbuka hijau, hingga kualitas lingkungan perkotaan. Balikpapan menargetkan dapat mempertahankan capaian yang selama ini diraih, sehingga berbagai persiapan dilakukan lebih intensif.
Kepala DLH Balikpapan, Sudirman Djayaleksana, menegaskan timnya telah mempercepat pemantauan di seluruh titik verifikasi.
“Seluruh lokasi yang menjadi sampel penilaian kami cek ulang. Penguatan dilakukan di TPA Manggar, TPS, kawasan sekolah, fasilitas umum, dan ruang terbuka hijau agar seluruhnya berada dalam kondisi terbaik saat dinilai,” ujarnya.
Selain KLHK, BPK RI juga melakukan audit kinerja terkait pengelolaan lingkungan. Pemeriksaan ini menilai kebijakan, efektivitas program, penggunaan anggaran, hingga implementasi regulasi daerah. Audit memerlukan dokumen lengkap serta kesiapan teknis dari semua bidang di DLH.
“Seluruh dokumen pendukung sudah kami siapkan sejak awal. BPK melakukan pemeriksaan yang sangat detail, sehingga setiap bidang harus benar-benar mampu menjelaskan capaian, tantangan, dan langkah perbaikan yang dijalankan,” katanya.
Di waktu yang hampir bersamaan, penilaian dari Kementerian PUPR juga berlangsung. Evaluasi ini berfokus pada sanitasi, kondisi permukiman, infrastruktur persampahan, hingga pengelolaan drainase.
Penilaian mencakup pengecekan langsung di lapangan untuk melihat efektivitas layanan kebersihan dan pengurangan kawasan kumuh.
Untuk menghadapi semua proses tersebut, DLH melakukan pembagian tugas yang lebih terstruktur. Setiap bidang ditugaskan mengawal aspek yang menjadi indikator dalam masing-masing penilaian.
Pemeriksaan lapangan dilakukan berulang untuk memastikan tidak ada titik yang luput dari perhatian tim pusat.
“Penilaian ini bukan hanya tentang hasil akhir, tetapi tentang konsistensi kerja seluruh petugas. Karena itu, kami memperkuat koordinasi dan memastikan setiap SOP di lapangan berjalan sesuai standar,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan publik. Terlebih lagi, pengelolaan lingkungan tidak bisa dilepaskan dari peran warga.
“Kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan di sekitar hunian, dan mendukung kegiatan petugas sangat berpengaruh terhadap performa kota,” ucapnya.
Berbagai pembenahan lapangan terus dilakukan DLH, mulai dari normalisasi drainase kecil, penataan TPS yang berpotensi menimbulkan kesan kumuh, peningkatan frekuensi pengangkutan sampah, hingga pengecekan kesiapan armada kebersihan.
Inspeksi mendadak juga dilakukan di area-area yang menjadi sorotan dalam penilaian Adipura dan audit PUPR.
Sudirman berharap rangkaian evaluasi ini dapat memberikan hasil terbaik untuk Balikpapan.
“Tiga penilaian besar sekaligus menjadi tantangan tersendiri, tetapi juga kesempatan bagi kami untuk terus memperbaiki kinerja. Semoga seluruh proses berjalan lancar dan memberikan outcome positif bagi kota,” tutupnya. (oc)















Discussion about this post