TARAKAN – Berdasarkan pantauan harga dan stok kebutuhan pangan di Pasar Gusher bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Tarakan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara prediksi kenaikan inflasi relatif kecil, Sabtu (8/5/2021).
“Dari data historis setiap tahun, kecuali tahun 2020 tidak bisa kita pegang karena itu pertama kali terjadi Covid-19, biasanya setiap bulan puasa pasti ada kenaikan (Inflasi), karena ada peningkatan konsumsi,” jelas Kepala BI Kaltara, Yufrizal.
Yufrizal mengatakan, tahun ini bisa jadi terjadi inflasi karena pada hari besar keagamaan nasional biasanya permintaan (demand) cukup besar.

“Tapi melihat stok serta kenaikan harga tidak siginifikan dan stoknya tersedia, inflasi bulan Mei naik tapi tidak besar karena stok ada,” katanya.



Diprediksi kenaikan inflasi masih diangka nol koma, angka ini masih jauh dari target nasional yaitu 3 plus minus satu. “Komanya berapa kita belum tahu, survei kebutuhan pokok dan harga akan kembali dilakukan dalam minggu berikutnya,” sambungnya.
Yufrizal menjelaskan, jika terjadi kenaikan inflasi maka yang harus dilakukan adalah pemerintah daerah mendatangkan pasokan dan melihat titik – titik krusial yang menyebabkan tidak adanya stok.

“Kita harus melakukan stabilisasi jika terjadi kenaikan, kenaikan terjadi karena ketiadaan dan ketidak cukupan stok,” jelasnya kepada media.
Yufrizal mencontohkan, seperti sebelumnya telor ayam ras biasanya sering terjadi masalah stok, namun saat ini BI sudah memfasilitasi Perumda Tarakan bekerjasama dengan pengusaha di Jawa Timur untuk memasok telor ke Tarakan.
“Sudah MoU tahap awal kebutuhan Tarakan yang dipasok dari Jatim sebanyak satu konatiner ukuran 10 feet, tapi tidak menganggu pasokan dan pengusaha lokal, artinya kita menutupi kekurangan,” pungkasnya. (wic/iik)