TARAKAN – Masyarakat Apau Kayan, Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Malinau, provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mengeluhkan program BBM Satu Harga yang sampai saat ini belum berjalan. Akibatnya masyarakat harus membeli BBM dengan harga sampai Rp 40.000 perliter untuk jenis Pertalite.
Menanggapi persoalan ini, Ferdi Kurniawan selaku Sales Branch Manager Fuel V Kaltim – Kaltara PT Pertamina Patra Niaga, mengatakan bahwa BBM Satu Harga di wilayah Malinau sudah berjalan, namun untuk di Apau Kayan saat ini memang belum berjalan.
“Kondisi saat ini ada satu lembaga penyalur (SPBU) BBM satu harga di Apau Kayan yang memang belum beroperasi dan terkendala dari sisi internal pengusahanya,” jelas Ferdi, Sabtu (19/4/2025).
Lebih lanjut, Ferdi mengungkapkan, kendala yang dimaksud yaitu bersifat teknis, dimana pelaku usaha wajib memenuhi dan melengkapi rekomendasi salah satunya sarana prasarana (Sapras) yang sudah layak dan nantinya akan di uji oleh tim HSSE Pertamina. Ini juga nantinya untuk menentukan kuota BBM di SPBU tersebut.
“Jadi menunggu mereka (pengusaha) melengkapi rekomendasi itu, segera setelah mereka melengkapinya, BBM Satu Harga di sana pun sudah bisa dilakukan penyaluran,” sambungnya.
Sesuai dengan aturan, satu kecamatan hanya ada satu BBM satu harga, namun pihak Pertamina juga siap dan welcome jika ada rekomendasi dari Pemerintah untuk membuka BBM satu harga.
Sementara berkaitan dengan harga yang cukup tinggi di Apau Kayan, Pertamina menegaskan bahwa harga BBM jenis Pertalite yang dijual di lembaga penyalur resmi Rp 10.000 untuk Pertalite, jika ada di luar harga tersebut kemungkinan dari pengecer.
Pihaknya menegaskan, penjualan BBM di tingkat pengecer bukan kewenangan Pertamina untuk melakukan penertiban. Karena Pertamina hanya berkontrak dengan pengusaha SPBU.
Di tambahkan Ferdi, BBM satu harga di wilayah Malinau selain Apau Kayan seluruhnya sudah berjalan dengan rata – rata kuota BBM 30-50 kilo liter perbulan yang disuplai dari Fuel Terminal Tarakan melalui jalur laut. (ary)