TARAKAN – Kepopuleran Udin Hianggio di Kaltara tidak dapat dinafikan, juga kerendahan hatinya. Udin Hianggio, pernah menjabat Ketua DPRD Tarakan dua periode, Walikota Tarakan dan saat ini Wakil Gubernur Kaltara.
Hampir di setiap acara, baik itu acara keriangan semacam pernikahan, selamatan, maupun momen kesedihan seperti tahlilan atau ibadah kematian, Udin Hianggio selalu menyempatkan hadir. Buatnya, undangan dari mana pun hukumnya wajib hadir apalagi dari masyarakat kecil
Sebagai pelayanan masyarakat, menghadiri undangan menjadi wadah untuk bersilaturahmi bertemu langsung dengan warga, berkomunikasi, serta menyerap informasi awal yang menjadi bahan keputusan yang akan diambilnya.
Dalam semalam mengunjungi hingga lima titik acara, sudah menjadi bagian dari rutinitasnya. Belum lagi aktivitas hariannya di Kantor atau menerima sekian banyak tamu dirumah. Semua itu membutuhkan waktu yang tidak sedikit, konsentrasi, stamina dan komitmen yang kuat.
Beruntung dia punya sosok yang jauh lebih kuat di sampingnya. Namanya Zulaeha Ma’ruf. Perempuan yang masih cantik di usia lebih setengah abad ini, sudah kebal dengan “kebiasaan” suaminya.
Zulaeha tidak mau ambil pusing seperti istri yang kepo urusan suami, bahkan bertindak jauh dengan memengaruhi keputusan yang sama sekali jauh dari ranahnya. Ia juga tidak pernah protes kebiasaan suaminya yang memilih menggunakan lebih banyak waktunya untuk orang banyak dibanding untuk dia sendiri dan keluarga.
“Saya kasih kunci rumah ke bapak, biar dia bebas pulang malam dan saya bebas tidur,” selorohnya.
Zulaeha menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebelum dipersunting Udin Hianggio. Kisah cinta mereka kilat, dibumbui persaingan ketat antara kandidat lain yang juga berminat. Namun Udin berhasil memenangkan perhatian Zulaeha lewat adu catur yang bermalam-malam dilalui Udin bersama calon mertuanya.
“Kalau sudah sesama pemain catur baku atur, selesailah barang tu. Tak dapat disangkal, sejak muda Udin memang petarung ulung,” ujar Zulaeha sambil tertawa.
Kekuatan Zulaeha semacam penyeimbang. Jika Udin orangnya hangat dan selalu menjadi magnit di setiap kehadirannya, sebaliknya Zulaeha berpembawaan tenang dan lembut. Kadang tampak gugup bertemu dengan banyak orang, namun senyum tak lepas dari bibirnya. Lebih banyak mendengar dibanding berbicara dan mengingat setiap masukan.
Sebagai istri Zulaeha juga kerap memberi masukan beberapa hal. Tapi tampaknya mereka sepakat bahwa keputusan akhir berada di tangan sang nahkoda. Apalagi berkaitan dengan masyarakat luas, Udin sangat tegas, tidak ingin mencampuradukannya dengan kepentingan keluarga.
Zulaeha sangat paham porsinya. Dia tidak pernah mencampuri dengan segala urusan pemerintahan. Dia sadar itu bukan ranahnya. Ambisinya cuma satu, membesarkan anak-anak dengan baik, mandiri dan mendampingi suaminya dalam suka dan duka.
“Saya masih tetap menyucikan baju dan menyiapkan semua keperluan bapak dengan tangannya sendiri dan memasak makanan kesukaan bapak tentunya,” katanya.
Kini arena pertarungan pindah ke ranah Pilkada Kaltara. Udin Hianggio maju bertarung sebagai salah satu kandidat berpasangan dengan karibnya, Undunsyah yang saat ini menjabat bupati Tana Tidung.
Di saat bantuan moril tidak lagi cukup, Zulaeha turun tangan mengurus relawan yang antusias mendukung suaminya maju. Ia membentuk dan menjadi penasehat Pertiwi U2 Ok (Udin Undun) yang berisikan emak-emak pendukung. Ratusan orang dengan beragam latar belakang cukup membuat kerepotan tersendiri, namun Zulaeha tetap memasang senyum manisnya, memberi kekuatan relawan untuk terus bergerak.
“Yang penting ibu ada disini, kami semua yang akan bekerja untuk kemenangan bapak” celoteh seorang relawan di sela-sela rapat koordinasi tim.
Dengan Zulaeha disisinya dan masyarakat Kaltara disekelilingnya, semoga Udin Hianggio dan Undunsyah berhasil memimpin Kaltara 2021-2024.(**/mt)
