TARAKAN – Kasus kepemilikan kardus dan koper yang diduga berisi bom juga ikut menyeret nama Srikandi Partai Demokrat Kota Tarakan.
Hal ini terungkap usai pesan suara berisi permohonan maaf dari seorang perempuan di sejumlah grup whatsapp yang beredar luas.
Dari pantauan Fokusborneo.com, pernyataan yang disuarakan seorang perempuan itu menyebutkan nama ‘Srikandi’ yang identik dengan nama organisasi tempat berkumpulnya pengurus perempuan Partai Demokrat.
Menyikapi hal ini, Ketua Srikandi Partai Demokrat Kota Tarakan, Evi Susanti, SE menanggapinya santai.
“Informasi ini masih simpang siur berupa rekaman suara dan foto saja. Kami belum cek juga secara detail, tapi akan segera mengeceknya,” ungkap Evi dalam pernyataannya yang dikirim kepada Fokusborneo.com.
Sebenarnya, kata Evi, dalam penjelasan perempuan yang diduga istri terduga pelaku tersebut, tidak ada menyebutkan nama partai. Sehingga tak perlu disikapi berlebihan.
Ditambah lagi, partai ini tidak memiliki PAC (Pengurus Anak Cabang) di Kampung Satu. Wilayah tersebut justru masuk dalam wilayah tugas PAC Tarakan Tengah.
Begitu juga dengan ‘Wakil Ketua Srikandi’ yang disebutkan istri terduga pelaku.
“Siapa tahu saja Srikandi Iraw, Ziyap atau lainnya. Betul, di Partai Demokrat ada Srikandi. Tapi kami belum tahu ibu ini Srikandi yang mana. Kami cek dulu agar terang benderang. Kalau pun bukan (pengurus Srikandi), kami tetap merasa ibu tersebut bagian dari keluarga kami. Keluarga kita semua,” ungkapnya.
Namun, kata dia, terlepas dari pesan suara yang membuat masyarakat heboh tersebut, Partai Demokrat Kota Tarakan harus mengapresiasi langkah yang dilakukan aparat kepolisian.
“Aparat kepolisian cukup tanggap dan tuntas memberikan ketenangan kepada kita semua,” katanya.
Lantas apa langkah Partai Demokrat menyikapi pesan suara tersebut? Kata perempuan yang juga Ketua BPOKK Partai Demokrat Kota Tarakan ini, pihaknya berencana berkunjung dan berbagi kebahagiaan dengan yang bersangkutan.
Sementara ini, kata dia, pihaknya hanya bisa mengirimkan salam hangat dan doa kebaikan buat keluarga besar istri dan terduga pelaku.
“Semoga kejadian ini menjadi pelajaran kita bersama. Harapan dan doa tulus kami, semoga Tuhan senantiasa memberi kebahagiaan dan kemudahan kepada ibu bersangkutan, aamiinn. Mereka adalah keluarga kita,” pungkasnya.
Seperti diketahui, ramai dibahas pesan suara berisi permohonan maaf seorang perempuan yang disebut-sebut merupakan istri terduga pelaku.
Dalam pernyataannya yang diawali dengan salam, perempuan itu yang mengatakan, sang suami memiliki riwayat gangguan jiwa.
“Di sini saya mau menjelaskan, saya sebagai istrinya, Wakil PAC Kampung Satu. Saya Bu Ketua Srikandi 1, eh 2. Ini suami saya lagi kumat karena dia mempunyai penyakit, ada (riwayat penyakit) jiwa. Nah, itu kebablasan karena lupa obatnya,” ucapnya.
“Sebenarnya dia (minum) obat rutin. Nah, di sini, dia ndak mukul orang. Ndak nabrak juga. Cuma dia pergi ke kantor polisi itu teriak-teriak. Jadi mereka itu seakan-akan mengatakan dia itu bawa bom. Padahal di dalam itu tidak apa-apa. Cuma baju dan juga buah,” katanya seraya mengucapkan terima kasih.(*)