Menu

Mode Gelap

Kriminal

Disdik Tegaskan Butuh Libatkan Semua Pihak Cegah Kasus Open BO Anak di Bawah Umur Berkembang


					Rpd Komisi II dengan Stakeholder terkait bahas dugaan kasus anak SD open BO. Foto : Fokusborneo.com Perbesar

Rpd Komisi II dengan Stakeholder terkait bahas dugaan kasus anak SD open BO. Foto : Fokusborneo.com

TARAKAN – Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tarakan Thamrin Toha menyampaikan dalam penanganan dan pencegahan dugaan kasus anak SD open booking online seperti ini, semua stakeholder harus terlibat. Hal itu, ia sampaikan saat rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPRD Kota Tarakan, Jumat (20/12/24).

“Kita sudah punya Perda Kota Layak Anak (KLA), saya kira itu lah yang harus diimplementasikan. Sehingga semua stakeholder harus bekerja, bersinergi termasuk Dinas Pariwisata juga harus mengevaluasi hotel-hotel dan penginapan yang ada,” ucapnya.

Thamrin menekankan jika hotel dan penginapan punya komitmen terhadap perlindungan anak, apabila ada anak dibawah umur mau menginap tidak usah diterima.

“Itu kan persoalan komitmen. Termasuk Satpol PP, Diskominfo, Ketua RT dan seluruh masyarakat juga harus terlibat. Jangan ketika ada masalah seperti ini, larinya ke Dinas Pendidikan sebagai lembaga bertanggungjawab mendidik anak-anak,” sebutnya.

Dijelaskannya, tugas satuan pendidikan mendidik anak, hanya sampai pada saat di sekolah. Begitu keluar dari sekolah, itu sudah masuk pada urusan orangtua.

“Berapa jam anak itu berada diluar sekolah, itu lebih lama dibandingkan di sekolah. Makanya kita harus bersama-sama bagaimana mencari jalan keluarnya,” pesannya.

Kasat Reskrim Polres Tarakan AKP Randhya Sakthika Putra. Foto : Fokusborneo.com

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Tarakan AKP Randhya Sakthika Putra mengatakan kasus selama ini ditangani Polres Tarakan, modusnya itu kartu identitas yang digunakan memesan hotel milik orang dewasa.

“Biasanya pemakai atau mucikarinya itu berkomunukasinya menggunakan aplikasi hijau (Michat). Nah yang mencari pelanggan itu mucikari, apabila ada yang tertarik biasanya ketemuannya di hotel itu keterangan dari pihak hotel,” bebernya.

Ia menambahkan setelah dilakukan introgasi atau wawancara kepada korban yaitu anak tersebut, menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan mereka mau di ekploitasi secara seksual itu terkait dengan pergaulan dan ekonomi.

“Berikutnya latar belakang keluarganya karena kurang kasih sayang orangtua. Terkait pergaulan ada juga korbannya sudah putus sekolah dan masih dibawah umur, ini mungkin pengawasannya menjadi tanggungjawab kita semua,” tutupnya.(**)

Artikel ini telah dibaca 93 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

BAZNAS Tarakan Siapkan 150 Data Calon Siswa Sekolah Rakyat

5 Juli 2025 - 16:23

Pemilih Berkelanjutan Triwulan II 2025, Menurun 1.264 Orang dari DPT Pilkada 2024

4 Juli 2025 - 21:49

Polres Bulungan Gagalkan Peredaran Sabu di Sekatak, Diduga Asal Jaringan Tarakan

4 Juli 2025 - 15:47

Tim KKN-PPM UGM Tarakan Sinergikan Kolaborasi dengan KAGAMA Dukung Implementasi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat di Kaltara

4 Juli 2025 - 11:17

Anggota DPR RI Fraksi Gerindra Soroti Dampak Lingkungan dan Tanggung Jawab Industri

4 Juli 2025 - 05:29

Temui Mendikdasmen, Gubernur Usulkan Penambahan Sarana Pendidikan untuk Penyandang Disabilitas

3 Juli 2025 - 12:34

Trending di Daerah