Menu

Mode Gelap

Nasional · 10 Nov 2022 12:46 WITA ·

Pengeboran Masif Dukung Ketahanan Energi Nasional Menuju 1 Juta BOPD


					Pertamina EP Tarakan Field Mulai Tajak Sumur Baru Pamusian PAM 17.1 dan 17.4 di Kelurahan Kp I Skip Tarakan. Foto: fokusborneo.com Perbesar

Pertamina EP Tarakan Field Mulai Tajak Sumur Baru Pamusian PAM 17.1 dan 17.4 di Kelurahan Kp I Skip Tarakan. Foto: fokusborneo.com

TARAKAN – Kegiatan pengeboran sumur eksplorasi dan pengeboran sumur pengembangan minyak dan gas semakin masif dan agresif di tengah kenaikan harga minyak dunia dan berbagai kendala industri hulu migas untuk menjaga produksi lifting minyak dan gas nasional.

Seperti yang dilakukan Pertamina Tarakan Field, setelah sekian tahun akhirnya bisa kembali melaksanakan pengoboran sumur baru Pamusian PAM 17.1 dan PAM 17. 4 yang berlokasi di Jalan Pepabri, kelurahan Kampung 1 Skip, Kecamatan Tarakan Tengah, Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).

Sebagai Perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), Pertamina EP Tarakan Field di bawah Pertamina Upstream Zona 10, selama 5 tahun terakhir mengalami lika liku yang sangat luar biasa dan sulit untuk melakukan pengeboran baru di Tarakan. Khususnya dimasa Pandemi yang berdampak pada industri hulu migas atau dikenal dengan Triple Shock, yaitu pembatasan mobilitas, turunnya harga minyak mentah, melemahnya nilai tukar, mengakibatkan iklim industri migas menjadi sangat challenging

width"450"

Perosalan lain khususnya di Field Tarakan dengan demografi serta kepadatan pemukiman bahkan sampai di WKP (wilayah kerja Pertambangan), yakni persoalan sosial, yaitu pembebasan lahan milik masyarakat yang masuk area rencana kegiatan pengeboran. Field Manager PEP Tarakan Field Isrianto Kurniawan mengungkapkan ini tantangan yang sulit, namun dengan mengedepankan komunikasi serta koordinasi, dan support penuh dari pemangku kepentingan dalam hal ini Pemerintahan Kota Tarakan, menghasilkan solusi, sehingga Pertamina bisa kembali melakukan pengeboran di Tarakan. Ini sejalan dengan tata nilai Pertamina sebagai bagian dari BUMN menerapkan nilai “KOLABORATIF” yaitu bersinergi secara agresif untuk memberikan nilai tambah sebesar – besarnya untuk perusahaan dan stakeholder lainnya.

“Ini suatu sejarah bagi kami selama 5 tahun terakhir, baru kali ini kita bisa ngebor lagi di Tarakan, lika liku sungguh luar biasa, usulan pengeboran sejak 3 tahun lalu tapi sulit karena tidak ada komunikasi yang berjalan, akhirnya menghadap Walikota Tarakan bapak Khairul dan memberikan arahan yang jelas,” ungkap Isrianto Kurniawan saat syukuran tajak sumur Pamusian PAM 17.1 dan PAM 17.4, Selasa (8/11/2022).

Isrianto mengatakan, Sumur Pamusian PAM-17.4 ini merupakan sumur pemboran Pertamina Tarakan Field yang ke 2 dari 5 sumur yang ditargetkan tahun 2022. Kegiatan ini dilakukan sebagai wujud upaya Perusahaan untuk terus berinvestasi dalam mempertahankan dan meningkatkan produksi migas dari aset-aset yang dikelola. Harapannya sumur ini akan memberikan kontribusi produksi sebesar 300 sd 350 BOPD (Barel Oil Per Day) hingga dapat menjadi bagian dalam upaya ketahanan energi nasional.

Meski lapangan tertua sejak zaman Belanda potensi minyak dan gas di Tarakan masih cukup besar. PEP Tarakan Field memiliki area kerja seluas 30,07 km2 di Provinsi Kalimantan Utara yang meliputi Lapangan Sembakung, Mangatal, Juata, Sesanip, dan Pamusian.

Sebagaimana diketahui Field Tarakan mengoperasikan area kerja yang tergolong brownfield, dimana struktur pamusian ini memproduksikan sumur – sumur yang dibor di era BPM (Batavia Petroleum Maatchaapij) dengam metode konventional dan mengekspoitasi reservoir rata sampai dengan kedalaman 400 m.

Pemboran di Pamusian ini mempunyai potensi untuk unlock potensi reservoir deep zone. Sehingga opportunity menambah volume produksi serta menambah Reserve (cadangan Migas).

Isrianto menegaskan, dalam menjalankan operasi dan produksi, PEP Tarakan Field senantiasa mengutamakan aspek HSSE karena kami percaya bahwa peningkatan kinerja HSSE akan mendukung operasi migas yang selamat, efektif, handal, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

“Kami pun percaya bahwa keberhasilan perusahaan merupakan buah kolaborasi antara perusahaan, penerima manfaat, mitra pendukung, dan seluruh pemangku kepentingan lainnya. Tanpa disadari peluang kerja juga bertambah, masyarakat bisa bekerja di operasi ini,” imbuhnya.

Kolaborasi dan sinegeritas antara industri hulu migas dengan Pemerintah dan pemangku kepentingan tersebut tentu dapat mempercepat tercapainya ketahanan energi nasional dan menjadikan perusahaan hulu migas menjadi perusahaan kelas dunia.

Pengeboran sumur baru Pertamina EP Tarakan Field di lapangan Pamusian tahun ini juga menjadi bagian Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Pertamina Subholding Upstream Regional 3 Kalimantan Zona 10 di bawah naungan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI).

Djudjuwanto selaku General Manager Zona 10 Regional 3 Kalimantan, Subholding Upstream Pertamina menjelaskan bahwa tahun 2022 Zona 10 melakukan aktivitas pemboran sebanyak 34 sumur sampai dengan akhir tahun. Termasuk di Field Tarakan saat ini sedang berlangsung pemboran dua sumur dimana diprognosakan akan menghasilkan 300 – 350 Bopd setiap sumurnya.

Zona 10 memiliki delapan wilayah kerja yakni Pertamina Hulu Kalimantan Timur, Pertamina EP Bunyu Field, Pertamina EP Tarakan Field, PHE Nunukan Company, PHE Ambalat Tmur, PHE Simenggaris, PHE Ambalat LTD, dan PHE Bukat LTD.

“Produksi zona 10 saat ini angka harian di 15.000 Bopd minyak dan 56 MMSCFD gas, salah satu kontribusinya dari PEP Tarakan Field berkontribusi sekitar 2.106 BOPD dan produksi gas mencapai 2,15 MMSCFD. Diharapakan target 300 – 350 BOPD dari satu sumur bisa tercapai, sehingga ini membuktikan bahwa cadangan hidrokarbon di Tarakan masih ada, jelas Djudjuwanto kepada fokusborneo.com.

Struktur area Pamusian telah memberikan kontribusinya sejak tahun 1900-an, yang hingga kini masih ada potensi sumur untuk terus dikembangkan. Namun di tengah tantangan yang ada di industri migas, pihaknya berupaya menjalankan komitmen terhadap penurunan emisi karbon demi mencapai aspirasi kementrian BUMN berupa net zero emmision yang tetap mengacu pada prinsip ESG.

Sementara itu, Walikota Tarakan Khairul mengungkapkan bahwa progres pengeboran sumur baru oleh PEP Tarakan Field sangat luar biasa. Dengan kendala saat itu, walikota sudah memberikan arahan kepada Camat dan Lurah untuk membantu proses ini.

“Saya tanyakan pada waktu itu kepada pak Camat, pak Lurah perlu tidak Walikota turun tangan katanya tidak perlu. Alhamdulillah saya kira semua sudah berjalan dengan baik dan hari ini kita bisa menyaksikan tajak sumur Pamusian PAM 17.1 dan 17.4,” ungkap Walikota Tarakan Khairul.

Walikota berharap, seperti yang disampaikan Field Manager Isrianto Kurniawan, sumur ini mampu memproduksi minyak 300 -350 barel perhari,  Jika dua sumur artinya bisa 600 -700 barel, tentu ini merupakan kontribusi yang cukup berharga di tengah krisis BBM dan dapat memberikan harapan baru target migas nasional 1 Juta barel minyak dan 12 Milliar kaki kubik gas perhari.

“Mudah-mudahan dari Tarakan bisa menyumbang (target nasional) karena saya lihat Tarakan sudah habis (minyak), mudahan harapan saya apa yang dilakukan hari ini dapat memicu sumur lainya, dan diharapkan dari kegiatan ini ada gas karena kita juga membutuhkan,” harapnya.

Di sisi lain, Camat Tarakan Tengah Andry Raung bersama Lurah Kampung Satu Skip Sijabat mengungkapkan bahwa sebelum dilakukan kegiatan pengeboran di lokasi tersebut butuh proses negoisasi bersama masyarakat sekitar 2 tahun dan secara intensif selama 1 tahun.

Menurutnya ada beberapa lahan warga yang terdampak sehingga perlu proses pembebasan lahan yakni di RT 6 dan RT 8 Kelurahan Kampung I Skip. “Kami hanya memfasilitasi yakni mendata dan menginventarisis lahan warga, mengenai harga dari Pertamina melalui tim apraisal, tidak ada masalah sudah sepakat,” ungkapnya.

Dari kegiatan proyek pengeboran ini lahan yang terpakai sekitar 13 hektar, selain itu dari dampak positif kegiatan diharapakan Pertamina dapat mengakomodir warga sekitar untuk bekerja di proyek pengeboran tersebut.

Terkait dengan masyarakat sekitar yang bekerja di proyek ini, Hathari A Tagala selaku Commpany Man Subholding Upstream Zona 10 yang bertanggung jawab atas pengeboran sumur Pamusian PAM 17.1 dan PAM 17.4 mengatakan saat beroperasi jumlah pekerja pengeboran sekitar 100 orang dengan dua shift kerja pagi Pukul 06.00 Wita – 18.00 Wita, kemudian shift malam Pukul 18.00 Wita – 06.00 Wita.

“Untuk tenaga kerja lokalnya cukup banyak, mendominasi (Pekerja lokal) dan kemarin ada yang masuk dari masyarakat sekitar sini juga” ujar Hathari.

Sesuai rencana, di lokasi ini ada 4 titik pengeboran sumur baru, dimana untuk tahap awal baru 2 sumur yaitu PAM 17.1 dan PAM 17.4, selanjutnya akan dilakukan observasi jika hasilnya (minyak) dirasa cukup baik maka pengeboran akan dilanjutkan.

“Target kita satu sumur 300 – 350 barel perhari. Untuk kedalaman kita di 1.430 meter estimasi, jadi kalau ada perubahan bisa saja nanti ada perubahan penambahan kedalaman,” sambungnya.

Kemudian untuk waktu pengeboran estimasi dilaksanakan selama 32 hari kerja, namun hal ini bisa berubah seiring berjalananya waktu seperti adanya trouble – trouble sehingga kemungkinan waktu pengobran bisa mundur atau bisa lebih cepat.

Kegiatan pengeboran sumur eksplorasi dan pengeboran sumur pengembangan yang semakin masif ini juga menjadi bagian upaya pemerintah pusat melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam rangka menjaga entry level Produksi Minyak dan Gas serta meningkatkan pencapaian target investasi.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pada kegiatan konferensi pers triwulan ketiga tahun 2022 di Jakarta, pada Oktober lalu mengungkapkan, hingga September 2022 jumlah kegiatan pengeboran sumur pengembangan terus meningkat, dari target 790 sumur yang ditetapkan pada work, program & budget (WPnB) menjadi 801 sumur. Kegiatan pengeboran sumur pengembangan hingga triwulan ketiga 2022 mencapai 545 sumur sedangkan untuk kegiatan pengeboran sumur eksplorasi sudah mencapai 21 sumur.

Adapun untuk kegiatan workover sudah mencapai 495 sumur atau sekitar 116% diatas capaian triwulan ketiga tahun lalu dan sekitar 87% dari target tahun 2022. Sedangkan untuk kegiatan well service sudah mencapai 22.511 sumur atau sekitar 134% dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu dan sekitar 99% dari target 2022.

Lebih lanjut Dwi menyampaikan masifnya pengeboran sumur pengembangan memberikan dampak penambahan produksi sehingga sangat membantu dalam upaya menjaga produksi dan lifting minyak dan gas tetap optimal ditengah berbagai kendala seperti unplanned shutdown, kendala fasilitas di beberapa KKKS yang menyebabkan kehilangan produksi minyak dan gas, selain penurunan yang terjadi secara alamiah.

“Hingga triwulan ketiga produksi minyak mencapai 613 ribu barel minyak perhari (BOPD) sedangkan lifting minyak mencapai 610 BOPD. Untuk salur gas sebesar 5.353 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), dengan total lifting migas mencapai sekitar 1,562 juta barel setara minyak per hari (BOEPD) atau sekitar 89,8% dari target 2022,” jelasnya.

Sedangkan dari sisi realisasi investasi mencapai US$ 7,7 miliar dari target US$ 13,2 miliar atau menjadi investasi hulu migas terbesar secara rata-rata dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir sejak tahun 2016. Dengan masih masifnya pelaksanaan kegiatan pengeboran sumur pengembangan, maka akan ada penambahan investasi yang signifikan hingga akhir tahun nanti. (wic/iik)

Print Friendly, PDF & Email
Artikel ini telah dibaca 130 kali

blank badge-check

Redaksi

blank blank blank blank
Baca Lainnya

Kolaborasi Kementerian Kesehatan, KPK, BPKP dan BPJS Kesehatan dalam Pencegahan dan Penanganan Fraud

27 Juli 2024 - 07:53 WITA

blank

Telkomsel Luncurkan Komunitas Sehat, Solusi Kesehatan Satu Pintu untuk Kualitas Hidup Masyarakat yang Lebih Baik

26 Juli 2024 - 11:25 WITA

blank

Persiapan Upacara  HUT 17 Agustus  dI IKN, SAMS Sepinggan Merubah  Flow Pickup Zone

26 Juli 2024 - 07:41 WITA

blank

Laporan Tahunan Program TJSL PLN Peduli Catat Keberhasilan Pengembangan Lapangan Kerja dan UMK Secara Nasional

24 Juli 2024 - 22:53 WITA

blank

Air Minum Mulai Mengalir di Nusantara

24 Juli 2024 - 21:24 WITA

blank

Setor Dividen Rp3,09 Triliun, Kementerian BUMN Dukung PLN Lanjutkan Transformasi Bisnis

23 Juli 2024 - 21:25 WITA

blank
Trending di Ekonomi