Menu

Mode Gelap

Opini

Perjalanan Sabri, Si Penjual Udang Sampai ke Kursi Wakil Bupati Tana Tidung (part 1)


					Wakil Bupati Kabupaten Tana Tidung, Sabri Perbesar

Wakil Bupati Kabupaten Tana Tidung, Sabri

LAHIR pada 13 Juni 1972, Sabri sebenarnya tidak memiliki cita-cita menjadi pimpinan daerah. Hidupnya yang sudah menjadi yatim piatu sejak usianya masih sekitar 20 tahun memaksanya untuk menjadi pekerja keras.

Jangankan menjadi Wakil Bupati Tana Tidung yang merupakan jabatannya saat ini, bahkan bermimpi menjadi seorang yang duduk di jabatan tinggi saja pun, diakuinya tidak pernah terlintas di benaknya.

width"300"

“Sampai saya masuk ke politik. Jangankan Wakil Bupati, Kepala Desa, bahkan RT pun saya tidak punya mimpi,” begitu ujar Sabri, menggambarkan sebagian dari kekagumannya dengan rencana Tuhan bisa membuatnya berdiri sebagai Wakil Bupati Tana Tidung.

Sabri kecil tinggal di Desa Kapuak, Kecamatan Muruk Rian, Tana Tidung (saat itu masih berada di bawah wilayah Kabupaten Bulungan). Hidup dengan orangtuanya, ayahnya mengalami kebutaan sejak Sabri masih berusia belia. Cobaan pun berlanjut ketika kedua orangtuanya berpisah, sementara ia masih duduk di bangku kelas 5 SD.

Ia pun harus bertahan hidup mandiri dan mendapatkan makan dari satu rumah ke rumah lainnya.

“Makanya saya tinggal di sini, sekolah di sini dan tinggal dengan Almarhum Pak Gumbing. Jual udang, jadi orang dapat udang, nanti kita disuruh jual. Teriak dijalan, kan sepi dulu disini,” ungkap Sabri.

Kehidupan yang keras tidak membuat Sabri patah semangat, sekolah tetap ia lanjutkan sambil memikirkan bagaimana bisa mendapatkan makan. Pendidikan SMP diselesaikannya pada 1987 di Malinau dan SMA di Sekolah Pendidikan Guru Filial Tarakan lulus pada tahun 1990.

Sabri kemudian melanjutkan pendidikan gurunya di Universitas Terbuka dan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan ditahun 2020.

“Saya sekolah di SMP Malinau, saya tinggal di tempat orang-orang. Itulah yang saya ingat. Saya bukan siapa-siapa. Tapi saya bersyukur, sangat bangga luar biasa,” ucapnya.

Kehidupan remaja Sabri pun tak kalah miris, pada usianya yang ke 20 tahun sudah harus menjadi Yatim Piatu. Tidak adalagi orangtua yang bisa menyokongnya. Hingga akhirnya Sabri berjuang untuk menjadi ASN, setelah mengajar di salah satu sekolah di Tana Tidung.

Jabatan terakhir sebagai Camat Betayau, ada banyak inovasi yang sudah dilakukannya. Hal inilah yang mungkin menjadi salah satu alasan Ibrahim Ali meminangnya sebagai Wakil Bupati.

Gayung pun bersambut, Sabri akhirnya mau mendampingi Ibrahim Ali dalam Pemilihan Kepala Daerah Tana Tidung setelah melalui pertimbangan panjang.

“Saya hanya dikasih waktu 2 hari untuk berpikir apakah menerima atau tidak,” ungkap Sabri.

Bersambung

Tim Redaksi Media Fokusborneo.com

Artikel ini telah dibaca 256 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Wakil Bupati Tana Tidung Serahkan Bantuan Peternakan kepada Warga Betayau

24 Juli 2025 - 17:27

BI Kaltara dalam Meningkatkan Penggunaan QRIS di Daerah Wisata

24 Juli 2025 - 11:12

Forum Evaluasi Pajak, Daerah Diminta Tingkatkan Ketepatan Data dan Laporan

24 Juli 2025 - 07:22

Bupati Tana Tidung Temui Dirjen Hubla, Bahas Percepatan Izin Pelabuhan

23 Juli 2025 - 18:35

Berdayakan Posyandu dan TBM, Vamelia Luncurkan Program Pendidikan Berbasis Desa

23 Juli 2025 - 06:13

Menuju Tarakan Modern Melalui Utilitas Terpadu,

21 Juli 2025 - 18:28

Trending di Opini