TARAKAN – Pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah, sangat dinanti sebagian siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Tarakan. Selain lebih memudah memahami pelajaran yang diberikan guru, juga kangen bertemu dengan teman sekolahnya.
Salah satunya Intan siswa di SMP Negeri 1 Kota Tarakan yang mengikutin simulasi PTM, Selasa (20/4/21). Siswi kelas I ini berharap, bisa segera dilakukan PTM. Sebab pembelajaran secara daring yang dilakukan selama ini, menyulitkan untuk memahami materi yang diberikan gurunya.
“Kangen belajar tatap muka di sekolah. Selama belajar dirumah, sulit untuk memahami materi yang diberikan guru lebih enak langsung tatap muka,” ujar Intan.
![width"450"](https://fokusborneo.com/wp-content/uploads/2024/07/IMG_20240718_195053_600_x_1100_piksel.jpg)
Ungkapan yang sama juga disampaikan siswa kelas 2 SMP Negeri 1 Kota Tarakan Aqilla. Ia juga kangen bertemu dengan teman-temannya karena 1 tahun lebih tidak bertemu sejak pandemi Covid-19.
“Lumayan kangen belajar seperti ini karena lebih jelas dijelaskan guru dari pada daring. Kangen juga ketemu sama teman-teman,” kata Aqilla.
![](https://fokusborneo.com/wp-content/uploads/2021/04/IMG_20042021_130652_889_x_500_piksel.jpg)
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 1 Kota Tarakan Tri Junarto mengatakan, simulasi PTM kali ini melibatkan sebanyak 48 siswa yang terdiri dari kelas 1, 2 dan 3. Setiap kelasnya, hanya diisi sebanyak 16 siswa atau setengah dari jumlah siswa dalam 1 kelasnya.
“Simulasi ini sudah 2 kali pra sama simulasi sebenarnya. Pertama dilaksanakan pada awal April dan hari ini kedua. Untuk sarana dan prasarana semuanya sudah lengkap, mulai dari handsanitiser, pengukur suhu, tisu, air cuci tangan, ruang UKS sampai ruang isolasi,” jelas Tri.
Dijelaskan Tri, di SMP Negeri 1 Kota Tarakan yang orang tua setuju PTM, prosentasenya sebanyak 55 persen dan sisanya 45 persen secara daring. 55 persen orangtua setuju PTM ini, alasannya karena tidak sanggup membeli paket kuota internet untuk daring, fasilitas internet dirumah yang tidak memadai serta orang tua tidak mampu mendidik seperti layaknya guru.
![](https://fokusborneo.com/wp-content/uploads/2021/04/IMG_20042021_120517_889_x_500_piksel.jpg)
“Yang tidak setuju ini alasan kesehatan karena takut anaknya tertular karena sempat di Kota Tarakan ada lonjakan. Tapi sekarang malah berbalik setuju, cuma nanti diverifikasi kormobidnya atau penyakit bawaannya di data, persiapan orangtua serta surat persejutuan orang tua,” beber Tri.
Tri berharap, pandemi Covid-19 cepat berlalu sehingga PTM bisa dilaksanakan serta buat orang tua siswa tetap memakai masker, menjaga jarak, cuci tangan serta mengkonsumsi makanan yang bergizi.
“Jangan lupa orangtua untuk mengingatkan anaknya untuk belajar. Karena selama pembelajaran daring setelah dilakukan supervisi, hanya sekitar 15 siswa saja yang mengikuti pembelajaran daring dan sisanya tidur. Ini supaya KBM berjalan baik kalau tidak takutnya loss learning,” imbau Tri.(Wic)