TANJUNG SELOR – Rapat dengar pendapat (RDP) antara DPRD Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), terkait kondisi bangunan SMAN 12 Malinau, dibutuhkan identifikasi menyeluruh, karena disebut bangunannya sudah goyah akibat banjir.
Menurut Ketua DPRD Provinsi Kaltara, untuk memperjelas kondisi bangunan tersebut dibutuhkan identifikasi tim untuk melihat dari dekat apa penyebab bangunan tersebut bisa goyah atau sebagainya.
“Anggaplah itu Force Majeure, ini juga harus dibuktikan melalui identifikasi tim,†tegas Ketua DPRD Provinsi Kaltara, Alberthus Silfanus Marianus ST, kepada media ini, Sabtu (28/5/22).
Tentu setelah identifikasi lanjutnya, kalau memang force Majeure dana yang ada juga harus siap. Dan proses belajar mengajar harus tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Oleh sebab itu, sesuai harapan kedepan seluruh wilayah kaltara ada pendataan setiap gedung sekolah yang ada dengan menggunakan sistem data base. Kalau dia sekolah SMA itu harus semua typikal mana dan dimana sekolah yang sudah lengkap, yang pengertian nya menyangkut rombell nya standar, dengan ditambah pasilitas laboratorium standar, serta guru-guru yang lengkap, dan ini harus didata.
“Jadi melalui data itu nanti bisa dilihat tahun berapa gedung sekolahnya dibangun,†ungkap ketua DPRD.
Selama ini jangankan sekolah yang jauh, yang disekitar kota saja, kadang-kadang ada sekolah yang ruangan nya dibagi dua tempat karena ruang kelas tak mampu menampung siswa.
“Kedepan buatlah sistem informasi manajemen berbasis data base untuk memudahkan pemantauan,†imbuh Alberthus Stefanus Marianus ST.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kaltara, Teguh Hendry Sutanto, melalui sambungan telpon selularnya, Sabtu (28/5/22) menjelaskan, bahwa benar kondisi gedung SMAN 12 Malinau sudah tak bisa lagi dipergunakan untuk proses belajar mengajar.
“Intinya setelah terendam banjir seluruh ruangan gedung SMAN 12 Malinau sudah tak bisa lagi ditempati,†jelasnya.
Oleh sebab itu, alternatif harus mencari lokasi yang baru,
Jadi sementara, untuk proses belajar para siswanya terpaksa dialihkan dengan meminjam gedung SMPN disana. Sambil mencari lokasi baru hibah dari kabupaten Malinau yang posisinya agak kedarat dan aman dari banjir untuk membangun gedung SMAN 12 yang baru nanti.
Untuk kepastian apakah dilokasi gedung yang lama bisa dibangun kembali atau tidak, bisa diketahui setelah tim Disdik kelapangan untuk melakukan peninjauan.
Kendati demikian kalau juga dipaksa membangun gedung baru dilokasi yang sama, dipastikan bila banjir datang kejadian serupa akan kembali terjadi.
â€Alhamdulillah kabar baiknya beberapa waktu lalu sudah ada info dari Malinau rencana lokasi tempat membangun sudah ada, namun tetap harus dilakukan pengecekan lapangan,†ujar Teguh.
Untuk peninjauan itu lanjut teguh, pihaknya akan memerintahkan kepala bidang SMAN untuk meninjau langsung kelapangan, apakah lokasinya layak atau tidak.(JK/Mt/Ad)













Discussion about this post