TARAKAN – Kontingen Indonesia yang diwakili 28 siswa dari 19 SDN di Kota Tarakan, sukses mengikuti kegiatan STEM Exploration Camp (StEC) di Sekolah Kebangsaan, Pekan Menumbok, Kuala Penyu, Sabah, Malaysia, selama 3 hari mulai tanggal 29 November sampai 1 Desember 2024.
Kegiatan ini, diikuti tiga negara diantara Brunei Darusallam, Indonesia dan tuan rumah Malaysia.
Ketua Kontingen Indonesia sekaligus Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tarakan Thamrin Toha mengatakan keikutsertaan pelajar Indonesia diwakili Kota Tarakan di StEC, berhasil dan sukses. Hal ini juga menjadi pembelajaran bagi Disdik Kota Tarakan melalui lomba Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) di StEC.
“Alhamdulillah siswa kita ada yang juara satu dan dua kategori Engineering Design Process (Edp) dan ada juara tiga kategori Engineering Design Sains atau pembelajaran sains berbasis rekayasa,” katanya, Senin (2/12/24).
Baca juga : 28 Siswa SDN di Tarakan Ikut StEC Bertolak ke MalaysiaÂ
Thamrin berharap para siswa yang mengikuti StEC bisa terbuka wawasannya serta bisa menjalin komunikasi dengan siswa antar bangsa baik dari Malaysia maupun Brunei Darusallam.
“Harapan kita khusus di Kota Tarakan akan kita tindaklanjuti terutama dalam engineering based saints ini. Memang kita akui bahwa selama ini sentuhan-sentuhan teknologi yang berbasis rekayasa, itu masih sangat minim diberikan dalam pembelajaran siswa di sekolah,” ujarnya.
Thamrin menegaskan kedepan para siswa SD tidak hanya belajar secara teori, tetapi harus juga diberikan pembelajaran yang berbasis rekayasa. Sehingga bisa menyelesaikan persoalan fakta dilapangan atau hal-hal yang dihadapi selama ini.

“Karena ini memang tantangan kita kedepan. Di Malaysia kita sudah lihat bahwa anak-anak setingkat sekolah dasar bisa memberikan contoh-contoh inovasi dan mereka mampu menjelaskan secara scientific,” bebernya.
Ia mengungkapkan pembelajaran sekarang ini memang harus mengintegrasikan sains dan technology. Hal ini akan ditindaklanjuti dengan menberikan pembelajaran dan pelatihan terhadap guru serta harus ditunjang sarana dan prasarana.
Baca juga : Dua Siswa SDN 014 Ikut Wakili Tarakan di Kegiatan StEC di Malaysia
“Kalau kita berbicara dengan rekayasa, tentu membutuhkan sarana prasarana. Ini masih kurang di Tarakan,” sebutnya.
Guru Pengiring Mahfud Bachnan menambahkan keikusertaan siswa SDN di StEC di Malaysia, mendapatkan banyak pengalaman sebagai peserta. Ia menilai memang pelaksanaan STEM di sekolah-sekolah di Kota Tarakan, ada satu bidang belum didapatkan yaitu mengenai teknologinya.
“Alhamdulillah disana (Malaysia) anak-anak mendapatkan pengalaman merangkai, mendesaian prototype robot menggunakan microbit. Alhamdulillah anak-anak kita bisa mengikuti dan bersaing dengan peserta baik dari Malaysia maupun Brunai,” ucapnya.
Bahkan, sebut Mahfud siswa Indonesia asal Kota Tarakan tidak hanya mampu bersaing, tetapi juga ada yang mendapatkan juara satu, dua dan tiga.
“Harapan saya anak-anak tidak berhenti sampai disini saja, karena untuk STEM khususnya di Kota Tarakan ditingkat SD belum mendapatkan. Makanya perlu digalakan dan intenskan,” tutupnya.(**)
Discussion about this post