TARAKAN – Anggota MPR/ DPD RI yang juga anggota MPR RI, Hasan Basri (HB) menggelar sosialisasi empat pilar kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika) kepada Pengurus Daerah Wahda Islamiyah kota Tarakan di Gedung Pertemuan Pesantren Ibnu Abbas Mamburungan Tarakan Timur, Kamis (28/7/22).
Sosialisasi empat pilar lansung disampaikan oleh Senator Hasan Basri, didampingi ketua DPW Wahda, Ust. Ahmad Sodikin dengan menghadirkan ppeserta dari jajaran pengurus, Guru dan pegawai di lingkup Yayasan Wahda Islamiyah kota Tarakan.
Memulai sambutannya membuka kegiatan sosialisasi itu, senator asal Kaltara ini tak lupa mengajak agar dalam melakukan berbagai aktifitas yang masih ditengah kondisi pandemi ini harus tetap memperhatikan standar protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.
“Hari ini, ditengah kondisi pandemi, sangat penting untuk tetap menjaga kesehatan dan memperhatikan protokol kesehatan disetiap aktifitas, seperti memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan memakai sabun, ” kata Hasan Basri.
Lebih jauh Senator HB, demikian ia akrab disapa mengatakan dalam perjalanan waktu terjadi kekosongan terkait diskursus dasar bernegara, sehingga negara memandang penting dan memberikan kewenangan kepada MPR untuk memulainya.Bahkan, saat ini bukan hanya di MPR tetapi juga di eksekutif dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
“Setelah rezim Soeharto lepas. Semuanya lepas. Orang melihat di zaman Presiden Soeharto hanya indoktrinasi atau hafalan terhadap pancasila dan UUD 1945. Notabene hanya menghafal, padahal jauh lebih penting adalah implementasi,” ungkapnya.
Dikatakan HB, persoalan yang lain adalah kondisi negara saat ini begitu tidak stabil. Terjadi pergolakan yang berkaitan dengan ideologi. Ketika zaman berubah, hari ini kita disusupi oleh ideologi – ideologi yang berasal dari luar. Ideologi yang cenderung disusupi pihak lain. Ungkapnya.
Lanjutnya, dengan begitu, kita bisa menata kembali nilai – nilai yang sudah selama ini menjadi bagian dari kehidupan kita.
Ia menambahkan, kita di Kalimantan Utara mesti bersyukur karena kita menjadi penyumbang ideologi negara ini yakni Pancasila. Pancasila digali dari nilai – nilai yang ada dalam kehidupan kita yaitu gotong royong.
“Coba kita refleksikan sejenak, apakah gotong royong itu masih kuat hari ini. Saya yakin ini sudah mulai luntur. Padahal gotong royong adalah modal sosial yang sangat besar yang sekiranya harus dihidupkan lagi oleh semua kita terutama di kampung,” jelasnya.
Senator dengan nomor anggota B-95 menuturkan arus besar di Senayan hari ini kelihatan akan mengarah kepada amandemen UUD 1945. Hampir setiap partai pun menyetujui, Kami di DPD pun setuju untuk ikut mendorong.
“2022 ini sudah mulai diwacanakan tapi dengan satu hal, kita sudah kunci tidak boleh mengganggu yang namanya pembukaan UUD 1945. Boleh amandemen batang tubuhnya. Pembukaan yang berkaitan dengan dasar negara pancasila, itu sudah final dan tidak boleh diutak – atik lagi,” tutup HB.(**)