TARAKAN – Analis Politik Exposiy Strategic Dosen LSPR Jakarta Arif Susanto menilai kelompok muda memiliki peran penting terhadap masa depan Bangsa Indonesia. Apalagi, mereka umumnya baru pertama kali akan memilih dan ingin mengetahui banyak hal tentang politik.
“Jadi saya pikir ada 2 hal penting dalam kontek KPU Goes to, Campus, School dan pesantren ini. Pertama tentu saja edukasi atau literasi politik, lalu kedua sosialisasi supaya kawan-kawan muda bukan hanya tahu 14 Februari 2024 penting tapi juga proses dari mulai tahapan awal hingga menemukan wajah baru Presiden dan Wakil Presiden serta anggota legeslatif. Disitu peran kelompok muda sangat penting,” Arif kepada Fokusborneo.com.
Kelompok muda ini, kata Arif mengambil hampir setengah dari total pemilih di pemilu 2024. Termasuk di dalamnya generasi Z yang berusia 17 tahun sampai 24 tahun, mereka memiliki peran penting bukan hanya dari sisi jumlah namun juga perubahan pada politik di Indonesia terkait lahirnya generasi baru politik.

“Tentu diharapkan lahirnya generasi baru politik ini bukan hanya membawa ide-ide yang segar, tetapi juga perubahan-perubahan yang saya pikir bisa mendorong dinamisasi politik secara lebih positif ke masyarakat,” ujarnya.
Baca juga : KPU Goes To School, Berharap Pemilu 2023 Partisipasi Pemilih Pemula MeningkatÂ
Baca juga : Ingat! Pemilu 14 Februari 2024 Mencoblos 5 Surat SuaraÂ
Diharapkan pemilih muda ini, bukan hanya cerdas memilih tapi juga lebih rasional menentukan pilihannya. Harapan itu muncul bukan tingkat pendidikan sekarang lebih baik dibandingkan sebelumnya, tetapi karena pendidikan formal tidak menutup diri akan kebutuhan pendidikan politik serta penggunaan media sosial dan teknologi internet.
“Karena bagaimana pun adalah warg negara Indonesia dan semua warga negara punya hak untuk mendapatkan pendidikan politik agar punya peran serta yang lebih baik,” jelasnya.
Kelompok muda ini diharapkan punya peran kontrol terhadap penyelenggaraan pemilu, karena tidak dimungkinkan kualitas penyelenggaraan pemilu yang bagus tanpa kontrol pemilih. Kedua mereka juga daya dan kekuatan politik untuk melakukan kontroling terhadap pilihan yang mereka buat, tetapi pertanggungjawaban apa yang akan terjadi pasca pemilu.
“Di kelompok muda saya pikir ruang partisipasi cukup terbuka, kita paham mereka bisa masuk dibanyak medium dan harapannya bahwa ini terintegrasi dengan upaya-upaya oleh banyak stakeholder pemilu. Dan pada akhirnya kalau kelompok muda ini punya kesadaran yang bagus, kita bisa berharap masa dengan Indonesia lebih cerah,” pesannya.(Mt)