TARAKAN – Pesta pora Pemilu 2024 baru saja berakhir. Kini giliran para Calon Anggota Legislatif (Caleg) yang ketar-ketir. Apakah mereka bakal lolos ke gedung parlemen atau tidak.
Lantas, bagaimana peluang Caleg DPR RI incubent Deddy Sitorus dari PDI Pejuangan? Apakah optimis tetap melenggang ke Senayan?
“Ditengah gempuran money politic yang masif dilakukan caleg tertentu, saya tetap optimis dapat mempertahankan kursi saya di Senayan. Minimal saya finis di posisi kedua,” ujar politisi PDI Perjuangan, Jumat (16/2/24).
Wajar Deddy Sitorus optimis. Sampai saat ini perolehan suara berdasarkan rekapitulasi ruang hitung internal, Ia telah mengumpulkan suara dikisaran 50 sampai 53 ribu pemilih.

Deddy meyakini, para pemilihnya itu masuk kategori pemilih cerdas yang memilih bukan berdasarkan uang. Nah, mengenai praktik money politic, anggota Komisi 6 DPR RI itu merasa khawatir. Ia bahkan menyebut, Pemilu kali ini adalah yang paling brutal.
“Saya sudah terlibat dibanyak Pemilu atau Pilkada di Indonesia. Menurut penilaian saya, sekarang yang paling brutal. Uang miliaran dihambur untuk membeli suara rakyat. Celakanya, prilaku pemilih setali tiga uang dengan para caleg. Mereka baru mau memilih setelah diberi uang,” keluh Deddy.
Yang paling membuatnya sedih, fenomena money politic sudah menjalar ke desa-desa. Berdasarkan pengalamannya di Pemilu 2019, mayoritas pemilih di pedesaan masuk kategori pemilih rasional.
“Materi utama kampanye saya di desa-desa selalu tolak politik uang. Saya maunya mereka memilih Caleg berdasarkan rekam jejak. Menggunakan hati nurani, bukan berdasarkan rupiah yang diberikan. Tapi yang terjadi sebaliknya. Warga diintervensi, bahkan dipaksa memilih caleg tertentu dengan imbalan uang,” paparnya.
Namun, ditengah prahara politik uang yang masif itu, Deddy masih melihat tetap ada pemilih yang bermartabat. Mereka tidak goyah walau diiming-imingi amplop.
Deddy meyakini, orang-orang itulah para pemilihnya. Mereka ke TPS dan memilih dirinya karena sudah bekerja keras untuk Kalimantan Utara.
Sementara itu, menanggapi proses penghitungan suara di Kecamatan, Deddy Sitorus memerintahkan seluruh kader PDI Perjuangan untuk mengawalnya. Ia tidak ingin kecurangan kembali terjadi diproses rekapitulasi.
“Awasi semua kertas suara yang tidak terpakai. Jumlahnya cukup signifikan. Saya tidak ingin demokrasi kita rusak hanya gara-gara ambisi berkuasa. Ingat ya, kalau terjadi kecurangan di rekapitulasi kami tidak akan tinggal diam,” tegasnya.(**)