TARAKAN – DPRD Kota Tarakan mengapresiasi kinerja Perumda Air Minum Tirta Alam atau (PDAM) Kota Tarakan. Hal itu, disampaikan saat kunjungan kerja (kunker) para wakil rakyat ke Kantor PDAM, Senin (10/2/25).
Dalam kunker Anggota Komisi II yang dipimpin Wakil Ketua II DPRD Kota Tarakan Edi Patana, diterima langsung Direktur PDAM Tirta Alam Iwan Setiawan beserta jajaran.
Edi Patana menyampaikan apresiasi atas kinerja PDAM atas keberhasilan dalam pemasangan saluran air. Salah satunya jumlah pelanggan PDAM mengalami peningkatan cukup signifikan. Tahun 2019, jumlah pelanggan PDAM sebanyak 30.335 Sambungan Rumah (SR) naik di tahun 2024 mencapai 53.113 SR.

Menurutnya, keberhasilan tersebut tidak terlepas dari program sambungan gratis bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Selama rentang waktu dari tahun 2019-2024, terpasang 26.938 SR terdiri dari sambungan gratis (MBR) sebanyak 23.387 SR dan sambungan reguler 3.651 SR.



“Dari target 10 ribu SR yang diberikan selama 5 tahun, ternyata mereka melampau target realisasinya mencapai lebih 23 ribu SR gratis ada kenaikan sekitar 13 ribu SR atau 123 persen dari target. Ini yang kita apresiasi bahwa PDAM Kota Tarakan itu betul-betul serius dalam bekerja,” katanya kepada Fokusborneo.com.
Meskipun kinerja PDAM sudah bagus, politisi PDI Perjuangan itu berpesan tetap memperhatian kebocoran serta laporan masyarakat terutama kualitas air terkadang keruh. Sampai saat ini kendala masih dialami PDAM, terkait pemasangan sambungan baru di rumah warga yang berdomisili diatas bukit atau gunung.

“Karena memang naik ke atas bukit itu perlu tekanan cukup kuat, ini kami minta dicarikan solusi agar air bersih juga bisa teraliri sampai kesitu,” pesannya.

Sementara itu Direktur PDAM Tirta Alam Iwan Setiawan mengucapkan terima kasih atas kunjungan DPRD Kota Tarakan. Terkait keluhan masyarakat yang disampaikan, bisa ditangani dengan baik.
Iwan berharap DPRD mendukung program PDAM selama 2025. Salah satunya rencana pemadangan dua jalur di Jalan Kusuma Bangsa, tujuannya agar nanti apabila terjadi pemadaman listrik wilayah Selumit Pantai khusus Beringin bisa tetap teraliri air.
“Soalnya di Beringin itu kalau listrik PLN mati 5-6 hari baru mengalir, kalau itu sudah terpasang dua jalur 4-5 jam bisa mengalir. Makanya kami berharap program-program kami selama 2025 bisa di dukung DPRD, supaya PdAM semakin baik dan mandiri,” ungkapnya.
Ia juga berharap dukungan DPRD terhadap pemasangan sambungan gratis bisa terus berlanjut, agar masyarakat tidak mampu bisa dibantu dan pendapatan PDAM bertambah.
“Termasuk bagaimana pintu air Kampung Bugis kita bangun secara mandiri. Selain untuk memenuhi kebutuhan bahan baku air, juga mengurangi dampak banjir bisa menggenangi area Kampung Bugis,” sebutnya.
Selama beberapa tahun ini, kata Iwan pemasangan pipa induk banyak sudah dilakukan secara mandiri dari anggaran PDAM. Seharus untuk pemasangan pipa induk, merupakan tanggungjawab pemerintah daerah.
Iwan berharap ada perubahan Peraturan Daerah (Perda) tentang penanaman modal PDAM, karena hasil audit pemerintah harus menyertakan modal sebesar Rp 130 miliar dan sampai sekarang tidak terealisasi.
“Kalau itu pemerintah belum mampu, sebaiknya perda nya di revisi. Termasuk penyertaan aset ada akumulasi dari tahun 1999 sampai 2019 itu kalau bisa perda nya dirubah, sehingga biaya penyusutan PDAM tidak terlalu besar. Mungkin itu nanti menjadi dana hibah kah atau apa kah, supaya tidak masuk dalam beban penyusutan dan operasional PDAM yang tidak ada uangnya tapi itu harus dibayarkan PDAM,” tutupnya.(**)