Menu

Mode Gelap

Politik · 23 Agu 2025

Diserang Sistematis di Medsos, Deddy Sitorus Melawan 


					Anggota DPR RI, Deddy Sitorus. Foto: ist Perbesar

Anggota DPR RI, Deddy Sitorus. Foto: ist

JAKARTA, Fokusborneo.com – Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Kalimantan Utara (Kaltara) belakangan mendapat serangan di media sosial. Isu yang diangkat pernyataannya dalam sebuah talkshow Kontroversi 10 Oktober 2024 di Metro TV. Berjudul: DPR di Periode Baru.

Talkshow yang dipandu Zilvia Iskandar itu membahas pendapatan anggota DPR. Di kalimat pengantar, presenter senior Metro TV itu menceritakan soal isu yang tengah hangat menjadi pembicaraan di Senayan.

“Baru seminggu dilantik DPR sedang riuh soal rumah jabatan yang diperkirakan bisa mencapai 50 juta sebulan dan uang pensiun seumur hidup. Lantas apakah rakyat bisa berharap terhadap DPR periode ini?” ungkap Zilvia.

width"400"
width"400"
width"400"

Salah satu narasumber yang membahas masalah kontroversi ini adalah politisi PDI Perjuangan Deddy Sitorus. Sebelum bertanya kepada Deddy Sitorus, Zilvia memperlihatkan data pendapat bersih anggota DPR. Mulai dari 50 juta hingga 65 juta sebulan.

width"300"
width"400"
width"400"
width"400"
width"400"

“Angka ini akan naik lagi setelah rencana tunjangan perumahan,” kata Zilvia.

width"300"
width"300"
width"300"
width"300"

Setelah visual data pendapatan gaji tersebut berakhir, muncul visual pembanding. Sebuah image potongan berita berjudul: “Siap-siap! Gaji pekerja di atas UMR dipotong 3% untuk Tapera.”

width"400"
width"400"

Dengan tangan terentang Zilvia sepertinya ingin menggiring penonton membandingkan besarnya gaji DPR dengan rencana pemotongan gaji pekerja UMR tersebut. Tentu hal ini sangat kontradiktif.

width"200"
width"300"

Ternyata data pembanding yang tidak seimbang itu menjadi tema pertanyaan host kepada Deddy Sitorus.

width"400"
width"400"

Dengan enteng Zilvia bertanya sambil berjalan ke arah Deddy Sitorus. “Apakah ini bukan menjadi hal yang kontras pendapatan DPR dengan apa yang didapatkan rakyat,” tanya Zilvia.

width"400"
width"400"

Tentu pertanyaan itu membuat Deddy Sitorus sewot. Sampai terjadi perdebatan. Nada suara Deddy pun meninggi.

width"400"
width"400"

“Anda mencampur aduk masalah. Ketika DPR dibandingkan dengan rakyat jelata atau tukang becak atau butuh. Anda mengalami sesat logika,” ungkap Deddy diawal jawaban.

Zilvia memotong pernyataan Deddy. Seolah ingin meluruskan pertanyaannya. “Bukan buruh tapi pegawai UMR,” potong Zilvia.

Pernyataan host itu membuat nada suara Deddy Sitorus makin meninggi. Dia ingin meluruskan pertanyaan host. “Harusnya Anda jangan membandingkan pendapat DPR dengan pegawai UMR. Harusnya bandingkan pendapatan DPR dengan direksi BUMN. Ketika Anda membandingkan dengan rakyat itu adu domba,” sergah anggota Komisi 2 DPR RI itu.

Bagi Anda yang penasaran bagaimana perdebatan dan pernyataan Deddy Sitorus di acara Kontroversi tersebut, bisa menonton di kanal youtub. Berikut linknya: https://youtu.be/pOCRqLikLFs?si=Oy8BOtPYCqbCJBUR

Nah, pernyataan inilah yang dipotong. Video perdebatan itu tidak disajikan secara utuh. Lantas disebarkan di sejumlah media sosial. Begini bunyi kutipan utuhnya.

Deddy Sitorus: “Jangan samakan kami DPR dengan rakyat jelata. Karena disitu Anda sesat pikir.”

Memang belakangan isu kenaikan gaji DPR sedang ramai dibahas di jagad medsos. Apalagi setelah Pemerintah dan DPR bersepakat terkait tunjangan perumahan untuk anggota DPR sebesar 50 juta. Namun, pernyataan Deddy Sitorus itu jauh sebelum kebijakan itu disahkan.

Narasi itu bukanlah pernyataan baru. Melainkan bagian dari wacana lama yang kini dipelintir dan digiring seolah-olah merupakan sikap Deddy Sitorus hari ini.

Deddy Sitorus selalu konsisten sebagai wakil rakyat. Menurutnya gaji bukanlah ukuran utama anggota dewan.

“Yang dinilai rakyat itu kinerja, dedikasi, dan keberpihakan kepada wong cilik. Oleh karena itu, publik sebaiknya lebih kritis dalam menanggapi potongan video yang dilepas tanpa penjelasan penuh. Agar tidak terjebak pada framing yang menyesatkan,” ungkapnya.

Para buzzer lah sepertinya ingin membangun opini negatif terhadap Deddy Sitorus. Hampir disemua platform medsos potongan video itu disebar-luaskan. Berikut narasi negatif terhadap Deddy Sitorus.

Potongan pernyataan sepenggal itulah yang digoreng. Deddy Sitorus digambarkan wakil rakyat yang tidak ingin dibandingkan dengan rakyat jelata. Opini lain yang ingin dibentuk. DPR menerima gaji besar. Sedangkan pendapatan rakyat masih sangat kecil.

Komen negatif bertebaran menyerang Deddy Sitorus. Ia dicitrakan wakil rakyat yang tidak peka terhadap kondisi rakyat hari ini.

Disaat namanya mulai disebut-sebut, Deddy Sitorus tidak tinggal diam. Ia lantas membuat video berisi tanggapan terhadap framing negatif ini di akun tiktok miliknya.

Anda bisa menonton sendiri klarifikasi Deddy Sitorus secara lengkap.

Ini linknya:

 https://vt.tiktok.com/ZSAhUatyo/

Disitu dia menjelaskan banyak hal dengan bahasa sederhana. Misalnya: “Masa gaji Jenderal dibandingkan dengan gaji prajurit. Tentu berbeda. Perbedaannya di tanggung jawab. Sekali lagi saya tekankan ini soal gaji. Bukan status,” ungkap Deddy Sitorus.

Menariknya. Di pernyataan klarifikasi itu, Anggota Komisi 2 ini membocorkan informasi penting. Apa itu?

“Saya mendengar ada operasi khusus untuk menyerang saya di media sosial. Kerjanya sistematis. Dana operasinya 8 miliar,” ucap Deddy sambil tersenyum.

Deddy menyadari. Pernyataannya yang kerap kritis banyak membuat para elit kebakaran jenggot. Deddy sadar dia menjadi sasaran tembak pihak-pihak selama ini kerap dikritiknya.

Untuk itu, Deddy Sitorus mengajak masyarakat cerdas dalam memanfaatkan media sosial. Seluruh informasi yang tersebar harus diklarifikasi terlebih dahulu.

“Masyarakat jangan termakan informasi murahan yang menyesatkan seperti itu. Saya juga mendoakan agar para buzzer yang mendapat tugas menyerang saya bisa hidup sejahtera,” tandasnya.(pai)

Artikel ini telah dibaca 294 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Pemprov Sampaikan Raperda APBD-P 2025 ke DPRD Kaltara

25 Agustus 2025 - 22:24

HUT ke-80 RI, PDRI Tarakan Gelar Lomba Agustusan untuk Eratkan Silaturahmi

25 Agustus 2025 - 16:20

RUU Perlindungan Tenaga Kerja Lokal Ganti Nama Jadi RUU Penyelenggaraan Ketenagakerjaan

24 Agustus 2025 - 13:35

PKS Kaltara Komitmen Kuat Layani Masyarakat, Asep Mahmudin: Bukan Sekadar Sorotan, tapi Kerja Nyata

24 Agustus 2025 - 13:20

Target dan Harapan DPW PAN Kaltara di HUT ke-27

23 Agustus 2025 - 20:22

Rayakan HUT ke-27, DPW PAN Kaltara Gelar Tasyakuran dan Luncurkan Program Pengajian

23 Agustus 2025 - 17:11

Trending di Politik