TARAKAN, Fokusborneo.com – Anggota Komisi 2 Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Deddy Sitorus, kembali menegaskan pentingnya peran pemilih cerdas dalam menentukan masa depan daerah.
Hal ini disampaikan dalam kegiatan Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih Berkelanjutan Tahun 2025 yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI bersama Komisi II DPR RI di Hotel Duta, Kota Tarakan, Senin (6/10/25).
Di hadapan ratusan warga yang hadir, termasuk Walikota Tarakan dr. Khairul, Anggota DPRD Provinsi Kaltara Rahmat Sewa dan Anggota DPRD Kota Tarakan Markus Minggu, Deddy Sitorus menekankan kualitas pemimpin dan wakil rakyat sangat ditentukan kecerdasan pemilih, bukan semata-mata karena iming-iming materi.
Deddy Sitorus secara gamblang menyoroti praktik politik uang yang disinyalir masih terjadi dalam setiap pemilihan.
Ia menceritakan pengalamannya, di mana ia berhasil meningkatkan perolehan suaranya dari sekitar 35.000 pada Pemilu 2019 menjadi hampir 60.000 pada Pemilu 2024.
”Ini satu bukti bahwa masyarakat mengapresiasi apa yang saya lakukan selama Pemilu pertama yang menjadi anggota DPR. Meskipun saya adalah orang impor dan bukan asli Kaltara, masyarakat memilih berdasarkan rekam jejak dan pikiran kritis, bukan karena asal daerah,” ujar Deddy Sitorus.
Menurutnya, hubungan yang terjalin karena uang akan membuat wakil rakyat terpilih cenderung berorientasi pada pengembalian modal, dan masyarakat akan kehilangan saluran perjuangan aspirasi mereka untuk jangka waktu lima tahun.
“Kalau kita pilih mereka dengan hati, pasti mereka datang lagi, datang lagi, datang lagi. Tapi kalau kita pilih mereka dengan transaksi, ya nanti ada lagi kasih bantuan tapi 5 tahun lagi,” jelasnya.
Deddy Sitorus juga membeberkan sejumlah upaya yang telah dilakukannya sebagai representasi Kaltara di Senayan. Ia berjuang keras untuk meningkatkan rasio desa berlistrik di Kaltara.
“Saya masuk Kaltara ini, desa yang teraliri listrik paling sedikit rasionya kurang dari 30%, sekarang hampir 90 %. Seperti Krayan itu harus 100% sudah lebih, Kabupaten Tana Tidung paling sedikit desanya 100% sudah lebih listrik,” ungkapnya.
Deddy juga berhasil mengupayakan berbagai sumbangan dan program agar petani dapat meningkatkan produktivitasnya. Termasuk perjuangan untuk nelayan juga terkait asuransi kecelakaan.
“Asuransi kecelakaan itu mungkin lebih dari 2.500 orang. Supaya apabila ada nelayan terkena musibah, mendapatan asuransi keluarganya,” terangnya.
Selain itu, ia juga aktif memperjuangkan program beasiswa dan bantuan pendidikan seperti Program Indonesia Pintar (PIP) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
Anggota Komisi 2 DPR RI ini mengajak seluruh masyarakat untuk menggunakan hak pilih sebagai sarana evaluasi kinerja wakil rakyat.
“Kita diberikan UUD oleh negara setiap 5 tahun mengevaluasi mereka yang tadinya di dalam hati amanah 5 tahun yang lalu. Apakah masih memperjuangkan, masyarakat, mendengarkannya. Kalau tidak bisa dievaluasi dengan tidak memilihnya,” pungkasnya.
Ia menegaskan anggaran negara berasal dari pajak rakyat. Oleh karena itu, masyarakat harus memastikan orang-orang yang mereka pilih, benar-benar bekerja untuk kepentingan umum, mulai dari perbaikan lingkungan, kesehatan, hingga pendidikan anak-anak.
”Walaupun pasti ada hal-hal seperti itu, tapi pilihan kita harus tetap yang terbaik. Kita harus memilih mereka yang memang punya hati untuk memperjuangkan rakyat,” tutupnya.(Mt)
Discussion about this post