TARAKAN, Fokusborneo.com – Pelayanan kesehatan di tingkat Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kota Tarakan dinilai sudah maksimal, namun masih menghadapi kendala serius, khususnya terkait ketersediaan obat dan sistem rujukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Hal ini terungkap dalam kunjungan kerja Komisi 2 DPRD Kota Tarakan ke tiga Puskesmas, Rabu (15/10/25).
Kunjungan yang dipimpin Ketua Komisi 2, Simon Patino, bersama Wakil Ketua Markus Minggu, Sekretaris Jamaliah, dan anggota dr. Yuli Indrayani serta Sabariah, bertujuan memonitoring dan mengevaluasi pelayanan kesehatan kepada masyarakat, termasuk mengecek ketersediaan obat-obatan dan kondisi sarana prasarana.
Kepala Puskesmas Gunung Lingkas, dr. Anis Priliatna, mengungkapkan meskipun pelayanan berjalan dengan baik, Puskesmas masih kesulitan dalam hal pengadaan obat.
”Ketersediaan obat sebetulnya kan tujuan Puskesmas itu sama ya, tujuannya untuk pasien. Jadi terkait dengan obat, terkait dengan reagen, terkait dengan mungkin Alkes, sarpras yang mungkin belum bisa kami siapkan, mohon bantuan berarti dari DPRD untuk peningkatan pelayanan dan mutu Puskesmas,” ujar dr. Anis.
Ia merinci, kendala obat terjadi karena ada beberapa jenis obat yang tidak bisa dibeli langsung dari pabrik atau farmasi besar.
“Obat tadi kendalanya karena memang ada beberapa obat yang tidak bisa di apa namanya tidak bisa dibeli di pabrik besar farmasi, nah itu yang mungkin agak kesulitan kita mencarinya,” tegasnya.
Selain obat, Puskesmas juga memerlukan bantuan untuk penyediaan Alat Kesehatan (Alkes) yang dapat mengurangi rujukan ke rumah sakit, seperti alat USG dan EKG, yang saat ini masih terbatas.
Dalam sehari, Puskesmas Gunung Lingkas melayani sekitar 100 hingga 150 pasien, namun berupaya keras agar tidak terjadi penumpukan antrean, dengan menetapkan waktu tunggu di loket tidak lebih dari 20 menit, dan mendahulukan pasien prioritas.

Menanggapi keluhan tersebut, Anggota Komisi 2 DPRD Kota Tarakan, dr. Yuli Indrayani, menggarisbawahi pentingnya menjaga alokasi dana kesehatan.
“Anggaran untuk pelayanan kesehatan tidak boleh dikurangi meskipun tahun 2026 ada pengurangan APBD,” tekannya.
Dari hasil monitoring di tiga Puskesmas diantaranya Karangrejo, Sebengkok, dan Gunung Lingkas, dr. Yuli Indrayani mengakui pelayanan Puskesmas sudah cukup bagus dan maksimal. Namun, ia secara khusus menyoroti masalah yang timbul dari sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terkait pasien rujukan balik (PRB).
”Puskesmas itu biasa memberikan rujukan pasien-pasien yang tidak bisa mereka tangani itu nanti akan dirujuk ke rumah sakit yang lebih tinggi. Nah, dari rumah sakit itu nanti ada yang namanya istilahnya rujukan balik. Sistem BPJS sekarang rujukan balik itu dikembalikan ke Puskesmas itu dengan ada pertanggungan obat,” jelas dr. Yuli Indrayani.
Politisi Golkar itu melanjutkan, alur pengadaan obat rujukan balik inilah yang menjadi kendala serius di lapangan, senada dengan keluhan Kepala Puskesmas Gunung Lingkas.
“Itulah yang menjadi kendala saat ini karena untuk pengadaan obat itu masih agak sulit karena kita harus melakukan pemesanan di farmasi besar pabrik-pabrik besar seperti itu. Nah, alurnya itu yang masih ada terkendalanya,” kata dr. Yuli Indrayani.
DPRD juga mengkhawatirkan potensi lonjakan pasien akibat sistem BPJS yang semakin ketat dalam merujuk.
“Takutnya Kami nanti jika nanti sistem BPJS yang dengan sistem rujukan yang saat ini lebih ketat kan pasti nanti pasien lebih banyak ke Puskesmas dulu baru ke rumah sakit tingkat atasnya. Nah, itu yang kami takutkan nanti ada loncatan jumlah pasien,” imbuhnya.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Komisi 2 berencana mengambil langkah cepat.
“Mungkin nanti kita akan bicarakan lagi dengan BPJS Kesehatan, terus dengan Dinas Kesehatan, dan dengan kepala-kepala Puskesmas seperti apa nanti untuk kita menghadapi masalah ini,” tutup dr. Yuli Indrayani.
Selain itu, Komisi 2 juga mencatat adanya kebocoran di beberapa ruangan di Puskesmas Karang Rejo yang telah dijanjikan segera diperbaiki pada akhir bulan ini.
Secara umum, SDM dan kualitas kesehatan Puskesmas masih memadai, bahkan di Puskesmas Gunung Lingkas telah tersedia delapan dokter, termasuk tiga dokter intensif.(**)
Discussion about this post