NUNUKAN, Fokusborneo.com – Disela-sela kunjungan kerja ke Kabupaten Nunukan, Anggota Komisi 2 DPR RI menyempatkan diri bicara di stasiun radio FM Beranda NKRI. Dipandu penyiar bernama Meri, dialog kali ini berlangsung seru.
“Dulu saya dengar radio. Untuk berita ada Tri Jaya atau Elsinta. Kalau hiburan dengar Prambors. Pokoknya dulu kan tidak banyak pilihan seperti sekarang. Radio jadi salah satu pilihan utama,” cerita Deddy sambil terkekeh.
Nah, masuk ke pertanyaan serius, Meri bertanya soal RUU Masyarakat Adat. Deddy lantas menjawab saat ini sedang memperjuangkan RUU ini di parlemen. Tapi, tentu Ia tidak berjuang sendirian.
“Saya dapat amanah dari 11 Lembaga Adat di Malinau untuk memperjuangkan RUU ini. Sebuah penghormatan dan tanggung jawab,” paparnya.
Pertanyaan Meri terus menukik. Kali ini menyinggung minimnya infrastruktur di perbatasan.
“Bagaimana perkembangan jalan tembus Semamu di Krayan?”
Gestur Deddy berubah mendengar pertanyaan Meri itu. Mimiknya serius. Menurutnya, jalan tembus Krayan itu sejak lama diperjuangkan.
“Semamu satu dan dua nilainya 700 miliar lebih. Kalau tendernya selesai bisa langsung dikerjakan awal tahun depan” jelasnya.
Tidak hanya wawancara langsung, dialog ini juga membuka kesempatan pendengar untuk bertanya langsung ke Politisi PDI Perjuangan ini.
Ada beberapa pertanyaan. Mulai soal kasus tanah, beasiswa dan penambahan kuota Akmil atau Akpol.
“Untuk penambahan kuota Akmil kan sudah ada aturannya. Seperti populasi atau anggaran. Yang tidak boleh, kuota Kaltara dipakai orang luar,” ucapnya.
Diujung dialog, Deddy Sitorus berharap Radio Beranda NKRI bisa terus berkembang.
“Ayo dong dunia usaha pasang iklan. Pemerintah juga pasang iklan. Biar radio ini terus berkembang,” tutup Deddy.(pai)













Discussion about this post