Menu

Mode Gelap

Daerah · 17 Apr 2024 13:14 WITA ·

Lima Sajak Pilihan Penyair Pulo Lasman Simanjuntak Soroti Kasus Korupsi di Indonesia Makin Mengerikan


					Penyair dan Sastrawan Pulo.Lasman Simanjuntak, Perbesar

Penyair dan Sastrawan Pulo.Lasman Simanjuntak,

JAKARTA – Penyair dan Sastrawan Pulo Lasman Simanjuntak menurunkan lima sajak pilihan yang menyoroti kasus atau masalah perkembangan kasus korupsi di Indonesia yang makin mengerikan.

Sungguh miris dan memprihatinkan bahwa data terakhir (Komisi Pemberantasan Korupsi-KPK) dana APBN sebesar Rp 80 triliun telah ‘dikorupsikan’ dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini.

Bukan itu saja, kasus mega korupsi tambang BUMN PT.Timah (Persero) Tbk lebih “mengerikan lagi” , total mencapai Rp 271 triliun.

width"450"

Konon melibatkan kaum selebritas milenial yang hidup hedonisme, kepelesiran, kekayaan, dan kenikmatan bak di negeri sodom dan gomora.

“Semoga usai Pemilu 14 Februari 2024 dan harapan besar kepada Presiden Terpilih Indonesia tahun 2024-2029 kasus korupsi-yang telah membuat sengsara rakyat banyak- dapat dituntaskan dan dikikis sampai ke akar-akarnya,” ujar Penyair dan Sastrawan Pulo Lasman Simanjuntak di Jakarta, Selasa (16/4/2024).

Sehingga kelak- dalam masa depan negara khatulistiwa- Indonesia dapat merdeka dan bebas dari perbuatan jahat suap dan korupsi.

“Koruptor memang harus ‘dimiskinkan’, dijatuhkan sanksi sosial yang keras.
Semoga,” pungkasnya.

Sajak

Pulo Lasman Simanjuntak

KORUPTOR

ratusan tikus
berbulu hitam kejang
menyerbu rumah kelam
sepasang pengantin tua
jadi ketakutan
mencium racun
dari kerakusan
para hamba uang

benci kepada persungutan
setiap jelang malam
lantaran kebosanan
memunguti mata uang haram
dollar atau rupiah
terbungkus di brankas
tata niaga timah
tak berbekas

dalam lobang tikus hitam
tanah paling dalam
digali napsu terus menerus
mencari butiran batu permata zamrud
mau dikorup jadi mangsa setan paling mengerikan

tubuh koruptor
seharusnya memang
disemen beton
dimiskinkan tanpa kuburan
ataukah ditembak dari jarak dekat kepala
ditonton pada lapangan sampah membusuk
digelar karpet merah
paling memalukan

betapa rakusnya
tikus berbulu hitam
baunya dimuntahkan
dalam doa koruptor
selalu menyebut nama dewa
berhala pada kekayaan

rajin merayap-rayap
makan harta
rakyat jelata
di pinggiran jalan
orang miskin
menadahkan tangan
minta.makan

dihirupnya triliunan
bintang-bintang bertaburan
penjara dijadikan istana
tanpa kepanasan

anak dan tujuh ratus isteri
masih doyan menghitung
bunga bank takkan kehabisan
oleh kejahatan rumah mewah
mobil terbang sampai gaun busana milik para budak mode
di bawah tanah rumah pinggiran kota
penuh batangan emas murni meneteskan air mata darah

terakhir kali,
harus dibedil
senjata tajam
hukuman mati
tak berkesudahan

Jakarta, Kamis, 11 April 2024

KORUPSI DI BUMI MAYA

korupsi merajarela di bumi maya
tetapi aku melihat di dunia nyata : Indonesia raya !
meratap di tembok penjara
membongkar kepelesiran
dengan busana kematian

dari benua nusantara terpecah belah
kulihat sang nyonya memakai tas merek hermes
seharga enam ratus juta rupiah
sedangkan tuanku berseliweran di jalan raya
dengan mobil terbang seharga seratus miliar rupiah

sementara aku hanya membawa tas lap top sungguh memalukan
sudah terjual menyebalkan
di toko kelontong pinggir jalan
untuk membeli sekarung beras dan makanan vegetarian

mobilku sendiri bermesin diesel tua
kadangkala cemas
berseliweran di jalan tol dalam kota
yang aspalnya berlobang
terkikis korupsi berlapis kue pukis

korupsi di bumi maya
tetapi aku melihat di dunia nyata
tadi malam kembali menyaksikan
sang nyonya berwajah permaisuri atalya
berpose di kabin pesawat jet mewah

persis ketika aku wawancara
ratu imelda marcos sedang memamerkan ribuan sepatu sinterklas
terbuat dari lapisan emas
tak berkarat dimakan ngengat

korupsi di bumi maya
tetapi aku melihat di dunia nyata
tuanku makin rakus menelan arloji berhala
sungguh korupsinya makin menggila
dimakan lahap empat puluh enam rekening
senilai lima ratus lima puluh miliar rupiah
yang tersumbat di saluran air kotor
berbau paling busuk
bahkan ditemukan lagi tiga puluh tujuh miliar rupiah
disembunyikan malu-malu dalam safe depisot box bank milik negara
tanpa mengenakan kacamata berlian merah

korupsi di bumi maya
tetapi aku melihat di dunia nyata
pesta pora sodom gomora
suap menyuap
sogok menyogok
menari-nari satu irama
jelang penutupan sejarah dunia

Jakarta, 2023/,2024

KORUPSI DI MEJA BAAL

aku melihat kesedihan
ratusan wajah ketamakan
dipersembahkan di mezbah baal
dibakar mata uang triliunan rupiah

padahal kemiskinan dan kelaparan terus
berhamburan di pinggir jalan
persis orang-orang yang tak
setia membayar pajak tahunan

sambil menari-nari liar
masih di mezbah baal
disantap sembilan naga
penguasa dan pengusaha
rakus menghisap darah segar

aset kemewahan dan kepelesiran
dipamerkan
untuk anak-anak generasi mendatang
tak kunjung
berpantangan
suguhan makanan haram

aku juga melihat kecemasan
ribuan wajah putus asa
dililit kenaikan harga pangan
diikat utang piutang
bunga bank berkilauan
masa depan hanya ada
di pintu gua kematian

sampai kapan korupsi di meja baal akan berhenti ?
tanya puisiku yang membentur
kaki para kapitalis
tangan para oligarki

entahlah,
aku ingin terus menyelesaikan puisi biadab ini
sampai semua dapat diselesaikan
tanpa sogokan
di pengadilan akhir zaman

Jakarta, 2023/2024

KAPAL INDUK OLENG

mendengar berita
Republik Indonesia jaya ke-78 tahun
merah putih berkibar ria
di samudera raya tak ada keluh kesah
seribu kapal berlayar untuk nusantara

hari ini,
kembali mendengar berita Republik Indonesia jaya ke-78 tahun
ratusan juta kepala keluarga
masih terjebak krisis pangan apa adanya
kurang gizi bukti nyata

juga krisis energi mendunia
sampai lima benua antartika
haruskah menanam gandum di lahan pekarangan rumah ?

hari esok
kembali mendengar berita Republik Indonesia jaya ke-78 tahun
membangun jalan tol, kereta api terbang tanpa utang
kuburan untuk orang-orang
tak punya pengharapan
kemiskinan yang juga tak kunjung
sampai ke pelabuhan

Jakarta, 2023/2024

PEMBURU MATA PISAU

pemburu mata pisau
kibarkan bendera maut
untuk kejar serombongan pewarta
menembus cuaca belerang

bertabrakan di jalan bebas hambatan
paling terpanjang
ada warna-warni kehidupan

pemburu mata pisau
telah kirim pesan mengerikan
di udara bersekutu roh-roh jahat
aku langsung terperosok
harus mencicil kredit bank
kering kerontang

bahkan tak mampu lagi
menimbun mata uang
menjelma jadi utang negara
telah mencapai ribuan
trilliun rupiah

kemiskinan bocah-bocah liar
di bawah matahari
tangannya berbuah kelaparan
putus mengunyah bangku sekolah

aku sendiri tak mau korupsi
terlibat suap menyuap
masa depan kesesakan
di negeri telapak kaki
orang-orang berteriak brutal
krisis pangan di depan awan

pemburu mata pisau itu
hanya terdiam
menghilang di tikungan jalan
entah apa lagi
ancaman dikumandangkan
menghirup bunga sore kekeringan
pasrah
dan berserah

Jakarta, 2023/2024.(**)

 

Print Friendly, PDF & Email
Artikel ini telah dibaca 95 kali

blank badge-check

Redaksi

blank blank blank blank
Baca Lainnya

Lapas Tarakan Bekerjasama RSUD dr Jusuf SK Edukasi Bahaya Narkoba ke Warga Binaan

27 Juli 2024 - 10:02 WITA

blank

Kolaborasi Kementerian Kesehatan, KPK, BPKP dan BPJS Kesehatan dalam Pencegahan dan Penanganan Fraud

27 Juli 2024 - 07:53 WITA

blank

Titip Sendal, Cerminan Korupsi Dalam Kehidupan Setiap Hari

27 Juli 2024 - 07:28 WITA

blank

KUPP Sungai Nyamuk Raih Penghargaan Kehumasan

26 Juli 2024 - 11:03 WITA

blank

Persiapan Upacara  HUT 17 Agustus  dI IKN, SAMS Sepinggan Merubah  Flow Pickup Zone

26 Juli 2024 - 07:41 WITA

blank

Ketua Umum PSI Dukung Ibrahim Ali – Sabri

25 Juli 2024 - 20:14 WITA

blank
Trending di Daerah