TARAKAN, Fokusborneo.com – Suasana penuh kehangatan, haru, dan air mata menyelimuti kunjungan silaturahmi Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasional Demokrat (NasDem) Kalimantan Utara (Kaltara) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai NasDem Kota Tarakan ke kediaman almarhum dr. Jusuf SK, tokoh yang pertama kali membawa bendera NasDem di Kaltara, Minggu (2/11/25).
Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) NasDem yang ke-14 pada tanggal 11 November 2025.
Rombongan pengurus NasDem Kaltara diterima langsung istri almarhum, Hj. Elisabeth Venny, dan putri almarhum, dr. Ari Yusnita.
Ketua Panitia HUT NasDem sekaligus Ketua DPD NasDem Kota Tarakan, Mustain, menyampaikan kunjungan ini adalah bentuk penghormatan dan mengenang jasa dr. Jusuf SK.
”Almarhum ibarat tanpa pamrih dan bisa menjadi pemimpin. Karena puncaknya nanti tanggal 14, beberapa hari ini kami sudah memulai kegiatan ulang tahun, seperti yang sudah kami laksanakan dua hari berturut-turut, yaitu pasar murah di Masjid Agung,” ujar Mustain.
Selain itu, Ketua DPW Partai NasDem Kaltara, Supa’ad Hadianto, turut memberikan kesaksian mengenai sosok kepemimpinan almarhum yang menjadi pelajaran berharga bagi kader saat ini.
”Aspirasinya baru beliau mengambil keputusan. Jarang sekali seorang leader sebesar almarhum Ayahanda dr. Jusuf SK pada saat itu mengambil keputusan itu bukan keinginannya dia, tetapi masukan seluruh organ di dalam partai politik,” ungkap Supa’ad Hadianto.
Ia juga mengenang momen saat mendampingi almarhum di Pilkada 2015. “Walaupun beliau belum beruntung pada saat itu, namun karena beliau tidak mau menang dengan cara-cara yang tidak jujur. Alhamdulillah, setelah beliau almarhum, pelajaran-pelajaran itu coba kita gali kembali dan kita terapkan di Partai NasDem Provinsi Kalimantan Utara,” tegasnya, menyoroti integritas almarhum.
Hj. Elisabeth Venny, istri almarhum dr. Jusuf SK, menyambut baik dan mengucapkan terima kasih atas kehadiran para kader NasDem.
”Di sini sudah hadir semua. Alhamdulillah, mudah-mudahan kita bangkit lebih baik lagi. Itu yang saya harapkan semuanya dan saya juga bisa melihat bapak-bapak masih sehat juga. Karena saya 74 sudah umur saya, jadi sudah cukup lansia juga sih,” tutur Venny dengan penuh haru.

Kunjungan emosional ini tak hanya menjadi ajang mengenang almarhum, tetapi juga membuka kembali lembaran kisah dr. Ari Yusnita, putri mendiang dr. Jusuf SK, yang selama satu dekade pernah berjuang bersama Partai NasDem.
Air mata haru tak terbendung saat dr. Ari berbagi perjalanannya. ”Dikunjungi mengingat Bapak sebagai ketua partai NasDem dan juga saya selama 13 tahun di Partai NasDem cukup panjang ya perjalanan di Partai NasDem, dari yang saya tidak tahu berpolitik yang dari betul-betul lugu banget sampai betul-betul bisa tahu gimana sih politik,” ungkap dr. Ari, suaranya bergetar menahan haru.
Ia mengenang periode 2013-2023 sebagai masa yang membentuk dirinya. Dinamika politik yang kompleks, jatuh bangun bersama partai, telah menempa dirinya menjadi pribadi yang lebih sabar dan bijaksana.
“Selama bersama dengan Partai NasDem juga banyak sekali dinamika yang terjadi selama hampir dari 2013-2023, 10 tahun lebih lah ya, yang terjadi dan membuat saya lebih sabar, lebih bijaksana, lebih mengerti kondisi apa sih yang dinamakan partai yang saya dulu tidak pernah tahu apa itu seperti apa,” kenangnya.
Dengan sorot mata penuh makna, dr. Ari menegaskan, “Cinta pertama ini buat saya ya Partai NasDem itu,” kalimat yang menyiratkan kedalaman ikatan emosionalnya.
“Karena awalnya saya berada di Partai NasDem, saya tidak pernah melupakan bagaimana saya dibesarkan oleh Partai NasDem dan membesarkan Partai NasDem di seluruh Kaltara pada waktu itu, bersama dengan Bapak dan seluruh kader aktif. Tentunya itu mempunyai cerita sendiri di dalam hati saya,” tambahnya.
Saat ini, dr. Ari Yusnita mengemban tugas sebagai tenaga ahli PDAM, yang mengharuskan dirinya non-aktif dari kegiatan politik praktis, meski ia masih terdaftar sebagai kader PDIP. Namun, semangat pengabdiannya tak pernah padam.
“Walaupun misalnya nanti Partai NasDem maupun pengobatan gratis, secara profesional saya bantu. Mau di manapun saya, entah di PKS, Golkar, atau NasDem, PDIP, dan yang lainnya, tetap saya bantu,” janjinya.
Meskipun kini berada di persimpangan jalan politik, dr. Ari tetap menjaga silaturahmi. Ia sempat berkomunikasi dengan tokoh senior NasDem, Kakak Siti Nurbaya, dan mendapat sambutan hangat.
”Saya sempat wa sama Ibu Siti Nurbaya juga, Kakak Siti Nurbaya, ternyata masih menanggapi. Saya kira nomor saya sudah hilang di Kakak Siti Nurbaya. Malahan bilang Kakak Ari kalau ke Jakarta main-main ke Tower paten (NasDem),” tambahnya.
Mengenai masa depannya dalam berpolitik, dr. Ari Yusnita masih menyimpan jawaban.
“Saya belum bisa berpartai. Tapi yang pasti, kita lihat nanti ke depannya seperti apa. Apakah saya berjodoh kembali di Partai NasDem, apakah tetap di PDIP, ataupun apakah nanti seperti apa, saya belum bisa menjawab untuk sekarang. Mohon maaf betul saya belum bisa menjawab, tapi yang pasti kita melihat nanti seperti apa ke depan dinamikanya. Yang penting silaturahmi tetap berjalan dan tetap berkomunikasi dengan teman-teman semuanya dan kakak-kakak partai NasDem,” tuturnya bijak.
Kunjungan emosional ini menjadi pengingat akan akar perjuangan NasDem di Kaltara dan menjadi bekal semangat bagi para kader untuk melanjutkan cita-cita perubahan yang diusung oleh partai tersebut, sejalan dengan tema HUT ke-14 secara nasional.(Mt)















Discussion about this post